Saturday 11 January 2014

Touring ke Pantai Santolo

Sebenarnya saya tidak punya acara diawal tahun baru 2014 ini, hanya saja saya diajak adik untuk touring ke Pantai Santolo bersama teman kerja nya. Jarak yang ditempuh dari rumah menuju Pantai Santolo menurut Google Maps adalah sekitar 150 km membutuhkan waktu sekitar 6-8 jam jika perjalanan lancar. Ini adalah pertama kali saya ke Pantai Santolo naik motor, sebelumnya saya naik transportasi umum. Start jam 15:30 setelah Ashar kita berangkat menuju Pantai Santolo melewati jalur Pasteur kemudian Cicaheum, Cibiru dan Cileunyi. Perjalanan cukup lancar tidak ada kendala sampai di jalan kadungora agak tersendat dan memutuskan untuk istirahat makan makanan yang telah disiapkan di SPBU Kadungora sambil menunaikan Sholat Maghrib terlebih dahulu. Sekitar satu jam kita istirahat perjalanan pun dilanjutkan menuju Garut kota cukup tersendat terutama ketika akan memasuki pintu perlintasan kereta api, berjam-jam mengendarai motor untuk pertama kalinya cukup excited juga apalagi di kasih touring guide yang hafal jalan, maklum touring guidenya memang asli orang Pantai Santolo serasa dia diantar mau pulang saja bersama teman-teman. Malam semakin larut, jalanan pun semakin sepi konsentrasi pun semakin menurun membayangkan kondisi jalanan yang berjurang dan berbukit rasanya ngeri jika melihat dalam keadaan terang, namun ketika malam serasa hitam pekat saja ketika menelusuri jalanan yang cukup mulus. Motor pun sengaja tidak kami pacu kita berjalanan beriringan tidak lebih dari 60 km/jam, memasuki Cikajang jalanan terasa "hidup kembali" lalu lalang kendaraan nampak, setelah itu kembali sepi masuk Cisompet terasa dingin menusuk kami putuskan sejenak untuk mampir diwarung kopi dekat jalanan sambil menikmati gorengan waktu itu jam menunjukan pukul 21:30 sepi yang terasa gelap yang terlihat dimana-mana kalo sendiri ke sini kayaknya saya tidak berani. Perjalanan dilanjutkan hanya tinggal beberapa jam saja memasuki Pameungpeuk, motor kami pacu sedikit lebih cepat ingin rasanya cepat sampai disaat tangan sudah kaku sulit untuk digerakkan. Jam 23:30 akhirnya kami sampai ditujuan, menginap di rumah teman adik saya yang merupakan jalur evakuasi jika ada bencana Tsunami. 

Di Pagi setelah sarapan saat nya untuk ke pantai, dari rumah menuju pantai hanya sekitar 1 km saja tanpa harus membayar tiket masuk. Di kawasan Pantai Santolo ada pula tempat peluncuran roket TNI AU ini adalah kali kedua saya mengunjungi tempat ini, banyak yang berubah disekitar Pantai Santolo mulai dari penginapan sampai sentra makanan dan buah tangan ada namun tetap pengelolaannya dirasa kurang maksimal. Terlihat sampah-sampah berserakan di tepi pantai banyak penginapan yang membuang limbah rumah tangga ke Pantai berbeda rasanya ketika awal-awal kemari masih belum banyak pengunjung yang datang. Pantai Santolo ini terkenal karena media sosial yang mereview tempat ini, walaupun keadaannya seperti itu ya kita tetap menikmati suasana pantai udah jauh-jauh kesini masa hanya diam. Bermain ditepi pantai menghadang ombak yang cukup kencang kemudian untuk pertama kalinya naik Banana Boat cukup menguras adrenaline ketika penumpang boat nya sengaja dijatuhkan serasa terasing dilautan. Puas bermain kami berjalan menuju Pantai Sayang Heulang tidak jauh dari Pantai Santolo cukup naik perahu kita menyebrangi aliran hulu sungai. Disekitar hulu sungai terparkir puluhan Kapal/perahu disisi aliran sungai, ciri khas Pantai Santolo adalah banyaknya karang-karang yang tajam karena tergerus ombak sangat berbeda dengan Pantai Santolo yang mempunyai pasir putihnya. Sempat melihat Tsunami Early Warning System di Pantai Santolo adalah alat pendeteksi Tsunami jika ada Gempa Bumi, maklum Pantai Garut Selatan langsung berbatasan dengan Samudera Hindia dan dua lempeng tektonik yang sewaktu waktu bisa bergeser seperti kejadian Tsunami di Pantai Pangandaran. Spot Pantai Sayang Heulang cocoknya untuk berselfie menurut saya cukup unik dengan karang-karang yang tajam hanya saja cuaca kurang bagus mendung cenderung akan turun hujan. 

Setelah puas asik bermain sebelum Dzuhur kami balik ke rumah beres-beres bersiap untuk pulang, jam 14:00 kita sudah berangkat untuk kembali ke Cimahi cuaca cukup cerah. Namun beberapa saat diperjalanan hujan pun turun, kita menepi dahulu pakai jas hujan kemudian melanjutkan perjalanan. Beberapa kali dalam perjalanan kita sering berhenti dikarenakan kondisi cuaca yang tidak bersahabat dan kondisi teman-teman yang masuk angin, mabuk darat sampai yang tangan kaku tidak bisa digerakan. Saya pun mengalami rasa kantuk yang berat di sekitar SPBU Nagreg saya berhenti ingin tiduran sejenak sambil mengisi bahan bakar, waktu itu sekitar jam 21:30 terlebih macet di Kadungora kemudiam di Lingkar Nagreg membuat saya terkantuk-kantuk mengendari motor. Setelah dirasa sedikit segar saya melanjutkan perjalanan menuju Cileunyi kemudian masuk Cibiru, Jl Soekarno Hatta dan Cimahi Alhamdulillah sampai rumah jam 00:30 jauh dari perkiraan sewaktu kita berangkat jam 14:00 namun tetap bersyukur pergi dan pulang diberikan keselamatan


Karang yang tajam karena terhempas oleh ombak


Nampak dari jauh Pantai Sayang Heulang

Kapal yang terparkir dipinggir hilir sungai



Heheheheeee