Friday 21 September 2018

Candi Sewu

Candi Sewu tampak dari depan, Arca Dwarapala saling berhadapan seakan menyambut kedatangan wisatawan

Terakhir kunjungan saya di Kompleks Taman Wisata Candi Prambanan adalah berkunjung ke Candi Sewu. Secara administratif Candi Sewu berada di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Candi yang berlatar agama Buddha yang merupakan candi yang lebih tua dari Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Candi Sewu pun merupakan candi buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur.

Candi yang dibangun Raja Rakai Panangkaran dari Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8  sekitar tahun 746-782 masehi dan Rakai Pikatan sebenarnya beragama Hindu namun sebenarnya Kerajaan Mataram Kuno pada masa tersebut mendapat pengaruh dari Wangsa Syailendra yang membuat Candi Borobudur candi Buddha terbesar di dunia.

Candi Utama dari Candi Sewu

Nama Candi Sewu yang dalam bahasa jawa berarti "seribu" menunjukan bahwa candi yang tergabung dalam gugusan Candi Sewu cukup banyak walaupun memang tidak sampai 1000 candi hanya 249 candi yang terdiri atas 1 candi utama, 8 candi pengapit atau candi antara serta 240 candi perwara. Yang unik ketika saya akan menuju gerbang masuk Candi Sewu sepasang Arca Dwarapala yang saling berhadapan seakan akan menyambut para pengunjung yang tiba di Candi Sewu ini. Jika saya lihat Arca Dwarapala yang ditempatkan diatas lapik dengan posisi satu kaki berlutut yang lainnya ditekuk, dan satu tangannya memegang Gada.  Candi ini belum sepenuhnya selesai masih dipugar beberapa tempat masih terliat mungkin ribuan batu andesit yang berserakan seperti puzzle besar yang harus disusun secara benar dan tidak mudah untuk melakukan hal tersebut. Candi Sewu dan Candi Prambanan di yakini sebagai candi dalam legenda Rara Jonggrang yang dibangun dalam satu hari.

Candi Pengapit dan Candi Perwara yang mengelilingi candi utama

Berjalan menusuri lokasi candi saya menuju ke candi utama diawal tangga terdapat pahatan kepala naga dengan mulut menganga lebar dalam mulut naga tersebut terdapat pahatan arca Buddha dalam posisi duduk. Bergerak menelusuri anak tangga, masuk pintu terdapat pahatan kalamakara dihiasi kepala naga yang dimulutnya terdapat pahatan singa sangat detail saya lihat pahatannya, begitu indah menurut saya. Bayangkan dahulu kala dengan segala keterbatasannya dapat membuat sebuat seni pahatan yang luar biasa tak ternilai harganya. Beralih menuju candi perwara dan candi apit yang mengelilingi candi utama, jadi disetiap sisi terdapat sepasang candi apit atau candi yang berada ditengah diantara candi utama dan candi perwara. Tidak begitu luas memang candi apit yang berdiri mungkin sekitar 1 m disana pula terdapat relief-relief yang saya tidak ketahui, dinding terdapat relief sosok manusia. Kemudian jumlah yang lebih banyak yaitu candi perwara ada bangunannya yang masih utuh dan banyak pula yang masih dalam keadaan rusak layaknya sebuah onggokan tidak beraturan.

Reruntuhn candi yamg belum dipugar

Candi yang berada di Kompleks Taman Wisata Candi Prambanan adanya Candi Sewu, Candi Lumbung dan Candi Bubrah yang berlatar agama Budha dan Candi Prambanan yang berlatar agama Hindu yang berdekatan menujukan bahwa ada nya kehidupan harmonis dan toleransi antar umat beragama. Selesai berkunjung ke kompleks TWC Prambanan untuk melanjutkan perjalanan menuju Candi Sojiwan tidak jauh dari TWC Prambanan diperbatasan Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment