Wednesday 15 July 2015

Museum Radya Pustaka tertua di Indonesia

Setelah tiba di Stasiun Purwosari saya berjalan menuju Jalan Brigjend Slamet Riyadi, tidak jauh dari Taman Sriwedari, tujuan utama saya berkunjung ke Museum Radya Pustaka.


Museum Radya Pustaka yang didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada 18 Oktober 1890 ini merupakan museum tertua yang ada di Indonesia.



Terletak satu kompleks dengan kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, bangunan yang sekarang menjadi museum sebelumnya merupakan kediaman seorang warga negara Belanda yang bernama Johannes Busselaar.


Di depan gedung museum, para pengunjung akan menjumpai sebuah patung dada Rangga Warsita. Ia adalah seorang pujangga Keraton Surakarta yang sangat terkenal dan hidup pada Abad ke-19. Patung ini diresmikan oleh presiden Soekarno pada tahun 1953. Nama Rangga Warsita pun dijadikan sebagai Museum di Kota Semarang.


Tiket Masuk Museum Radya Pustaka

Kebetulan masih pagi pengunjung belum begitu penuh hanya ada dua rombongan siswa Sekolah Dasar yang sedang study tour, serta wisatawan asing.

Ruangan yang terdapat di dalam Museum Radya Pustaka Surakarta adalah ruang wayang berbagai jenis wayang dari dalam negeri, seperti wayang purwa, wayang gadog, wayang madya, wayang klithik, wayang sukat, dan wayang beber, berbagai wayang dari luar negeri pun menjadi bagian koleksi yang ditampilkan di ruang ini. ruang perunggu seperti patung dan gamelan, ruang perpustakaan Buku-buku yang menjadi koleksi perpustakaan di sini mayoritas berbahasa Belanda dan Jawa, ruang arca, ruang memorial, ruang miniatur tempat menyimpan koleksi Panggung Songgobuwono, Maderenggo, Masjid Agung Demak, dan Astana Imogiri. Ruangan Entografi, di ruang yang paling luas ini, tersimpan gamelan agung  milik Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV, ruang tosa aji atau ruang logam berharga. Di ruang ini, dipamerkan berbagai senjata yang terbuat dari logam, arca, serta miniatur-miniatur rumah joglo, rumah asli Jawa Tengah.

Museum Radya Pustaka memiliki koleksi yang terdiri dari berbagai macam arca, pusaka adat, wayang kulit, gamelan, koleksi mata uang, keris, porcelain, batik dll


KRA Sosrodiningrat, pendiri Museum Radya Pustaka menyambut pengunjung dipintu masuk Museum





Beberapa arca-arca Hindu-Buddha antara lain terdapat arca Roro Jonggrang selain itu ada pula arca Boddhisatwa dan Siwa. Arca-arca ini ditemukan di sekitar daerah Surakarta







Koleksi-koleksi berbagai senjata keris, tombak dll yang ada di Museum Radya Pustaka


Piring sewon merupakan piring yang khusus dibuat untuk memperingati 1.000 hari meninggalnya seseorang,  biasanya anggota kerajaan






Miniatur arca yang terbuat dari logam


Gamelan, nampak disana ada pengunjung turis asing dengan tour guide



Koleksi uang ada sumbangan dari perorangan juga


Batik beserta design/motif


Alat tenun tradisional


Porcelain Napoleon Benda ini merupakan hadiah pemberian Napoleon Bonaparte untuk Paku Buwono IV pada 1811, pemberian itu menjadi kado kelahiran putra Paku Buwono IV. Hadiah lain dari Sang Jenderal Perancis adalah orgel atau kotak musik. Hadiah tersebut diberikan kepada Paku Buwono IV saat masih bertahta menjadi Raja Mataram Islam pada 1788-1820. Kedua benda koleksi berharga itu diletakkan di ruang sebelah kiri dari pintu masuk. Seluruhnya dikemas dalam kotak kaca agar terhindar dari debu

Pada tahun 2006, museum ini sempat menjadi pemberitaan karena sebagian koleksinya hilang. Koleksi yang asli telah ditukar dengan replika. Setelah melalui pencarian, sebagian dari koleksi yang hilang dapat ditemukan.

Museum Radya Pustaka Surakarta buka dari hari Selasa sampai Minggu
Senin: LIBUR
Selasa-Minggu: 08:30-14:00
Khusus hari Jum'at: 08:30-11:30
Tiket masuk Museum Radya Pustaka
Reguler: Rp 5.000,00

1 comment:

  1. […] Tertarik dengan sebuah pohon beringin ini. Setelah beberapa saat melihat-lihat Stadion ini saya pun kembali berjalan, tidak jauh dari Taman Sriwedari ini saya sampai ke Museum Radya Pustaka. Museum Radya Pustaka nampak depan. Untuk selengkapnya tentang Museum Radya Pustaka saya posting di bagian terpisah dari blog ini Museum Radya Pustaka  […]

    ReplyDelete