Tuesday 14 July 2015

Perjalanan Menuju Solo

Untuk kedua kalinya saya akan mengunjungi Kota Solo, hari Rabu 8 Juli 2015 dengan naik KA Kutojaya Selatan, sebenarnya perjalanan ini saya rencanakan untuk mengurusi segala keperluan keluarga saya di Yogyakarta yang akan Liburan di Hari Raya Idul Fitri 1436 H setelah mengurus keperluan liburan seperti tiket, hotel, makanan dan transportasi rencananya akan ke Solo untuk sekedar jalan-jalan. Suasana dalam bulan puasa tentu akan terasa berbeda ketika kita liburan, tentu saya pun tidak akan terlalu banyak tempat yang saya kunjungi. 
Tiket KA Kutojaya Selatan 204, tadinya saya mencari tiket langsung ke Stasiun Lempuyangan naik KA Kahuripan, sayang tiket sudah habis. Sangat sulit untuk mendapatkan tiket mendadak jelang lebaran. Berangkat dari Stasiun Kiaracondong sebelah Utara, cukup ramai saat itu dimana penumpang KA Lodaya Malam kemudian KA Kahuripan dan KA Kutojaya Selatan dalam rentang waktu keberangkatan yang tidak jauh. Sistem Boarding yang diterapkan oleh PT KAI pun mengharuskan penumpang hanya bisa masuk ke dalam kereta api satu jam sebelum keberangkatan, alhasil penumpang berjubel disekitar ruang tunggu, pintu masuk dan loket ada yang duduk-duduk pula dilantai. Setelah KA Kahuripan tujuan akhir Stasiun Kediri diberangkatkan giliran penumpang KA Kutojaya Selatan yang diperbolehkan masuk dengan pemeriksaan tiket disesuaikan dengan tanda pengenal, cukup padat dalam pemeriksaan tersebut namun masih kondusif.

Menempati kereta ekonomi 5 dengan tempat duduk 24E paling belakang dekat toilet dan pintu bordes. Pertama kali masuk kedalam kereta sangat nyaman menurut saya, ac cukup dingin kemudian ada pengharum ruangan, bersih. 

Tempat duduk saya dipinggir jendela, lengkap ada colokan listrik tidak usah khawatir kehabisan baterai 

Peta Jalur KA dipulau Jawa Kereta api 

Kutojaya Selatan adalah nama kereta api kelas ekonomi yang melayani Kutoarjo - Kiaracondong. Dulu kereta api ini namanya Sawunggalih Selatan. Kereta api Kutojaya Selatan membawa 8 rangkaian kereta ekonomi (K3), 1 Kereta Makan Pembangkit (KMP3) kurang suka duduk dekat KMP3 bunyi mesin diesel dari pembangkit listrik cukup menganggu bagi saya. Operasional KA Kutojaya Selatan pertama kali pada tanggal 31 Mei 1977 dengan kepemilikan Daop V Purwokerto melintasi sekitar 20 Stasiun diantaranya Stasiun Kutoarjo, Sasiun Kebumen, Stasiun Karang Anyar, Stasiun Gombong, Stasiun Kroya, Stasiun Maos, Stasiun Kawunganten, Stasiun Gandrumangun, Stasiun Sidareja, Stasiun Banjar, Stasiun Tasikmalaya, Stasiun Cipendeuy dan Stasiun Kiaracondong, per tanggal 1 April 2015 harga tiket Kereta api Kutojaya Selatan Rp 65.000. perjalanan KA Kutojaya Selatan melewati lintasan yang berkontur pegunungan dan berkelok-kelok. 

Tepat jam 21:00 KA Kutojaya Selatan 204 diberangkatkan dari Stasiun Kiaracondong tidak banyak yang saya lihat di dalam perjalan kereta ini sesekali saya mengambil camilan yang saya bawa dari rumah selebihnya saya tertidur. Ketika kereta berhenti dibeberapa stasiun banyak pedagang yang terdengar menjajakan dagangannya diluar stasiun. Aturan pedagang asongan tidak boleh masuk kereta api menguntungkan penumpang juga sebenarnya, kenyamanan yang diprioritaskan terkadang penumpang bisa terganggu juga akibat lalu lalang pedagang asongan. Tengah malam setelah lepas dari Stasiun Tasikmalaya KA Kutojaya Selatan 204 berjalan ngebut. Sekitar jam 03:00 waktu untuk Sahur kebetulan praminya menawarkan makan sahur, saya pesan Nasi Goreng ditambah Teh Hangat tidak ada alasan untuk tidak berpuasa walaupun sedang dalam perjalanan. Nasi Goreng pun saya santap soal rasa cukup enak cuma porsi kurang, rasanya kurang nendang di perut mungkin doyan makan juga ya 😀 karena masih ada sedikit makanan yang saya bawa dari rumah pun saya lahap makan. Lepas dari Stasiun Sidareja penumpang sedikit demi sedikit banyak yang turun, di Stasiun Kroya pun cukup banyak yang turun. 

Jam 04:36 KA Kutojaya Selatan 204 tiba di Stasiun akhir Stasiun Kutoarjo saya langsung menuju pintu keluar, kemudian ke loket tiket untuk membeli tiket KA Bogowonto tujuan Stasiun Yogyakarta dengan tarif khusus. Beberapa penumpang termasuk saya menunggu loket dibuka tapi tidak kunjung dibuka, ada salah satu pegawai PT KAI pun mungkin akan berdinas ke Yogyakarta dia mencoba untuk mencari petugas loket tiket ternyata sedang tertidur. Setelah dibangunkan oleh petugas yang akan berdinas di Stasiun Yogyakarta loket pun dibuka, cukup terburu buru kita membeli tiket KA Bogowonto padahal KA Sudah tiba di Stasiun Kutoarjo sedangkan kita baru dilayani pembelian tiketnya, apalagi tiket harus sesuai dengan kartu tanda pengenal. 

Beruntung KA Bogowonto sedikit telat datang dari jadwal yang seharusnya, saya sedikit berlari menuju KA Bogowonto. Biasanya saya jika turun dari Stasiun Kutoarjo kemudian melanjutkan ke Stasiun Yogyakarta memakai KA Prambanan Ekspress namun KA tersebut baru berjalan sekitar jam 06:00 cukup lama menunggu. Apalagi sekarang PT KAI menerapkan tarif khusus untuk relasi dari Stasiun Kutoarjo tujuan Stasiun Yogyakarta atau Stasiun Lempuyangan kemudian Stasiun Kutoarjo tujuan Stasiun Solo Balapan dibeberapa kereta api Eksekutif, Bisnis dan Ekonomi AC PSO, tiket untuk tarif khusus Kutoarjo tujuan Yogyakarta Rp 20.000,- lebih mahal tentunya dengan KA Prambanan Ekspress. Perjalanan menuju Stasiun Yogyakarta hanya sekitar satu jam, saya pun tiba di Stasiun Yogyakarta jam 06:00 lebih. 

Duduk-duduk dahulu di Stasiun Yogyakarta sebelum mencari penginapan untuk saya booking di Libur Hari Raya nanti, karena masjh terlalu pagi saya pun jalan-jalan dahulu ke Malioboro. Nampak masih sepi sangat wajar sekali dikarenakan masih pagi dan situasi bulan puasa biasanya masih tertidur lelap setelah sahur. Saya jalan-jalan menelusuri jalan Malioboro sampai Fort Vredeburg kemudian balik lagi menuju jalan Pasar Kembang, karena penginapan yang saya booking terletak di jalan tersebut. Penginapan sederhana yang letaknya di sebuah gang saya lupa namanya, rumah biasa pada dasarnya hanya dibuat penginapan yang cukup terjangkau untuk saya. Bertemu dengan yang punya penginapan si mbah saya panggil demikian meminta izin untuk memesan 2 kamar double bed dan kamar mandi didalam untuk 2 hari 1 malam tanggal 19 dan 20 Juli 2015 dengan harga Rp 650.000,- untuk 2 kamar. Saya pikir harga segitu cukup wajar karena saya pesan untuk 13 Orang keluarga saya, setelah harga deal saya bayar uang muka sebesar Rp 200.000,- sisanya setelah check in dan diberikan tanda terima. Setelah selesai dengan penginapan saya kembali ke Stasiun Yogyakarta untuk menuju Stasiun Solobalapan.

Tiba diloket tiket Stasiun Yogyakarta membeli tiket KA Prambanan Ekspress sayang KA nya masih lama yang ada KA Joglo Ekspress tujuan Stasiun Solo Balapan dengan keberangkatan jam 08:15 dari pada menunggu lama saya naik ini saja.

Tiket KA Joglo Ekspres 170 dengan harga Rp 20.000,-

Suasana Stasiun Yogyakarta cukup sepi maklum hari kamis bukan weekend

Di Jalur 3 KA Joglo Ekspres 170 dengan Gelombang Livery berwarna biru yang fresh. Sebenarnya KA Joglo Ekspress 170 ini adalah KA Jaka Tingkir yang tidak terpakai (idle). Jadi KA Jaka Tingkir berjalan sekitar malam dari Stasiun Pasar Senen tujuan Stasiun Purwosari kemudian di Pagi atau Siang harinya dipakai untuk KA Joglo Ekspress.

Interiornya bagus kan? dengan formasi tempat duduk 22 masih baru. Tepat jam 08:15 KA Joglo Ekspress diberangkatkan dari Jalur 3 KA ini berhenti di Stasiun Lempuyangan, Stasiun Klaten kemudian Stasiun Purwosari terakhir di Stasiun Solo Balapan. >>> berlanjut ke Jalan-jalan di Solo

No comments:

Post a Comment