Friday 20 July 2018

Pantai Parangtritis


Ini dia tujuan wisata yang ketiga saya menjelajahi selatan Provinsi D.I. Yogyakarta, adalah Pantai Parangtritis, pantai ini merupakan pantai yang terkenal dan terletak di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta. Sebenarnya yang saya kunjungi adalah Pantai Parangtritis yang baru, lokasi nya agak ke barat dari Pantai Parangtritis lama, tidak jauh dari Pantai Parangkusumo. Jika berkunjung sebaiknya sore hari menjelang matahari terbenam merupakan pemandangan yang terbaik disini. 

Pada dasarnya Pantai Parangtritis bukan tipikal pantai yang bisa digunakan untuk mandi, banyaknya korban tenggelam di Pantai Parangtritis selama ini sudah membuktikan bahwa pantai ini memang cukup berbahaya untuk mandi. Karakter laut selatan ini cukup untuk dilihat keindahannya saja, selain disebabkan gelombang yang tinggi di pantai ini pun terdapat palung atau jurang laut yang berbahaya. Pada saat posisi pergerakan air sedang surut, biasanya pengunjung lebih leluasa maju ke depan dari laut tersebut namun tiba-tiba kena palung dan tergulung gelombang yang datang kearah pantai. Untuk itu kalian tetap waspada jika akan berenang atau main air jangan terlalu maju, nikmati keindahan Pantai Parangtritis jauh lebih aman, perlu kalian ketahui juga ada zona-zona yang dilarang untuk mandi atau berenang jadi jangan mengabaikan larangam tersebut, bisa-bisa bukan berwisata malah tertimpa kemalangan.


Seperti Pantai Parangkusumo di pantai Parangtritis pun penuh misteri karena masyarakat setempat bahkan diyakini oleh wisatawan pun jika Pantai Parangtritis adalah pintu gerbang istana kerajaan laut selatan yang merupakan bagian dari kekuasan Ratu Pantai Selatan ada pula salah satu mitos di Pantai Parangtritis yakni tentang Ratu Pantai Selatan yang menyukai benda-benda yang berwarna hijau, jika berada di Pantai Parangtritis jika ada seseorang yang memakai pakaian hijau dapat diseret kelaut untuk diajak menjadi prajuritnya. Percaya tidak percaya itu bagaimana kalian menanggapinya, yang penting kita sebagai wisatawan yang berkunjung ketempat yang belum pernah dikunjungi kira-kira bersikap santun itu jauh lebih baik, tapi terlepas dari mitos yamg ada disekeliling Pantai Parangtritis kita tetap harus waspada karena sudah dijelaskan diatas jika karakteristik Pantai Parangtritis adalah gelombang yang besar dan adanya palung atau jurang laut yang berbahaya. 


Nah jika untuk berenang di Pantai Parangtritis beresiko jangan khawatir berbagai fasilitas hadir di Pantai Parangtritis dari fasilitas wisata seperti Naik Andong, ATV (All Terrain Vechile) untuk menelusuri sekitar pantai, kolam pemandian untuk anak, spot selfie untuk yang hobi berfoto ditambah aneka kuliner yang tersebar dan banyak pilihan, untuk souvenir khas Pantai Parangtritis pun ada disini bahkan penginapan murah hadir disini untuk melengkapi liburan kalian.


Tiket Masuk Parangtritis (Juli 2018) 
Rp9.750 + Asuransi Rp250 
Bisa ditempuh dari Kota Yogyakarta sekitar 45-60 menit dengan jarak sekitar 28-30 km 

Tujuan terakhir saya akan berkunjung masih pantai, yaitu Pantai Pandansari namun ada keunikan tersendiri disini yaitu terdapat menara suar yang akan saya kunjungi....

Friday 13 July 2018

Pantai Parangkusumo


Pantai Parangkusumo merupakan pantai yang terletak di Kabupaten Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta. Sekitar 30 km dari Pusat Kota Yogyakarta bisa di tempuh oleh kendaraan bermotor sekitar 45-60 menit. Pantai Parangkusumo yang tidak jauh dari Gumuk Pasir Parangkusumo hanya sekitar 200 meter, tiba di pantai angin kencang sekali yang membawa material pasir sehingga cukup berbahaya bila kena mata. Material pasir tersebut yang terbawa tersebut menjadi tidak nyaman jika kita berlama-lama di Pantai Parangkusumo, terlihat pantai tersebut tidak banyak dikunjungi oleh wisatawan, kantung-kantung parkir terlihat cukup sepi, apalagi pedagang kurang terlihat akibat efek angin yang membawa material pasir yang bakal menganggu penglihatan kita. Agar mata kita tidak kemasukan material pasir lebih baik kita langsung menuju bibir pantai sekita 5-10 meter dari bibir pantai cukup basah sehingga material pasir tidak terbawa oleh angin. 


Pantai Parangkusumo memang tidak terlalu banyak pengunjungnya seperti Pantai Parangtritis yang notabene terkenal oleh wisatawan lokal maupun asing, terlihat pengunjung yang bermain-main di bibir pantai. Kondisi pantai memang tidak bagus karena sedang tinggi-tingginya ombak dengan angin yang sangat kencang.



Pantai yang Penuh Misteri 

Awal mula sebelum menuju Gumuk Pasir Parangkusumo disebelah kiri jalan terlihat ada suatu bangunan dengan batu yang ada didepannya, awalnya saya sangat penasaran tempat apa itu, namun terlihat seperti misterius, sakral dan cukup membuat bulu kuduk merinding sehingga saya mengurungkan niat untuk berfoto disitu. Namun rasa penasaran saya masih belum berakhir akhirnya saya bertanya ke masyarakat setempat yang pada intinya adalah seperti ini

Tempat yang saya kunjungi ternyata namanya Puri Cepuri menurut keterangan penduduk setempat kesakralan tempat ini semakin terasa ketika anda melihat taburan kembang setaman dan serangkaian sesajen di Batu Cinta yang terletak di dalam Puri Cepuri, tempat Panembahan senopati bertemu dengan Ratu Pantai Selatan dan membuat perjanjian. Senopati kala itu duduk bertapa di batu yang berukuran lebih besar di sebelah utara sementara Ratu Pantai Selatan menghampiri dan duduk di batu yang lebih kecil di sebelah selatan.

Pertemuan Senopati dengan Ratu Pantai Selatan itu mempunyai rangkaian cerita yang unik dan berpengaruh terhadap hubungan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Kraton Bale Sokodhomas yang dikuasai Ratu Pantai Selatan. Semuanya bermula ketika Senopati melakukan pertapa untuk menyempurnakan kesaktian. Sampai di saat tertentu pertapaan, tiba-tiba di pantai terjadi badai, pohon-pohon di tepian tercabut akarnya, air laut mendidih dan ikan-ikan terlempar ke daratan.

Kejadian itu membuat Ratu Pantai Selatan menampakkan diri ke permukaan lautan, menemui Senopati dan akhirnya jatuh cinta. Senopati mengungkapkan keinginannya agar dapat memerintah Mataram dan memohon bantuan Ratu Pantai Selatan. Sang Ratu akhirnya menyanggupi permintaan itu dengan syarat Senopati dan seluruh keturunannya mau menjadi suami Ratu Pantai Selatan. Senopati akhirnya setuju dengan syarat perkawinan itu tidak menghasilkan anak.

Masyarakat Yogyakarta masih menyakini bahwa ada "hubungan spesial" antara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Penguasa Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul. Pantai Parangkusumo adalah salah satu pantai yang dikeramatkan oleh penduduk setempat dan dianggap sebagai gerbang utama menuju Kraton Gaib Laut Selatan yang menguasai laut selatan (Samudera Hindia). Berbagai acara labuhan dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat digelar di Pantai Parangkusumo yang merupakan simbol ikatan dan kekuasaan antara keraton dan penguasa laut selatan. Memang banyak sekali cerita misteri di pantai ini, namun kita alihkan perhatian tersebut untuk menikmati Pantai Parangkusumo dengan sopan dan menjaga tata krama ketika sedang berada di Pantai Parangkusumo sebagai bentuk hormat kita sebagai tamu yang sedang berkunjung.


Monday 9 July 2018

Gumuk Pasir Parangkusumo


Setelah gagal berkunjung ke Pesawahan Sukorame di Dlingo, Kab Bantul saya melanjutkan perjalanan menuju destinasi di selatan Provinsi D.I. Yogyakarta menuju Gumuk Pasir yang berada di Parangkusumo masih di Kab Bantul. 
Gumuk Pasir Parangkusumo yang katanya mirip Gurun di Afrika banyak yang mengatakan aneh sekaligus kagum di Yogyakarta bisa hadir "Gurun" dengan pasir yang lembut disekitar Pantai Parangkusumo. Fenomena ini sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah, menurut informasi bahwa keberadaan Gumuk Pasir Parangkusumo tidak lepas sari Gunung Merapi yang ada di bagian Utara Yogyakarta, pertanyaannya pasti "Gumuk Pasir berada di Selatan?" Selain itu Kali Opak, Kali Progo dan Pantai Parangtritis juga ikut berkontribusi terbentuknya Gumuk Pasir Parangkusumo. 


Gumuk pasir ini memang sebagai "karya seni" yang dibuat secara alami oleh alam. Jika berkunjung ke Gumuk Pasir, kalian akan melihat lautan pasir luas dengan hiasan berupa gundukan-gundukan pasir alami dengan berbagai bentuk dan ukuran, serta memiliki gundukan pasir dengan ketinggian berbeda – beda. Alhasil tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata unik yang dipengaruhi oleh penghalang material pembentuk gumuk pasir yang berupa vegetasi kemudin kecepatan angin, juga arah angin. Disebutkan kalau Gundukan pasir yang terkumpul disini adalah merupakan material yang berasal dari abu vulkanik Gunung Merapi yang berada di utara D.I. Yogyakarta. Aneh kan? Tetapi yang jelas material vulkanik dari gunung yang berada di utara yogyakarta tadi terbawa oleh aliran Sungai Opak, Sungai Progo dan sungai-sungai lainnya hingga akhirnya sampai ke Pantai Parangtritis. Bisa di mengertikan? 

Material vulkanik tersebut terbawa hingga lautan, dan terombang-ambing oleh ombak laut selatan yang ganas tanpa arah. Kemudian, perlahan tapi pasti material tadi hancur, menjadi lebih tipis dan berubah menjadi debu-debu halus yang akhirnya sampai ke tepi pantai. Yang terjadi kemudian, debu tadi diterbangkan oleh angin, yang memang angin di Pantai Parangkusumo sangat kencang hingga material pasir terbawa hingga menjadi gundukan-gundukan yang disering disebut Gumuk Pasir Parangkusumo. Lama kelamaan seiring waktu Gumuk Pasir Parangkusumo tersebut akhirnya semakin melebar meninggi karena tiupan angin sepanjang tahun.

Gumuk Pasir Parangkusumo ini benar-benar mirip dengan gurun ya dimana mana pasir, saat ini Gumuk Pasir Parangkusumo menjadi tujuan wisata oleh wisatawan dalam negeri maupun luar negeri, terlihat disana saat saya berkunjung turis asing dari Malaysia, Inggris dan Amerika sedang mencoba permainan Sandboarding untuk menuruni bukit Gumuk Pasir.
Untuk menuju ke Gumuk Pasir Parangkusumo lokasinya tidak jauh dengan Pantai Parangtritis, disarankan untuk berkunjung ke sini menggunakan pribadi dikarenakan sulit sekali untuk mencari kendaraan umum. Spot Gumuk Pasir lebih bagus untuk dikunjungi pada sore menjelang matahari terbenam agar tidak terlalu panas. Untuk tiket masuk Gumuk Pasir adalah Gratis tidak bayar, hanya kita membayar tiket parkir yang dikelola oleh masyarakat setempat.


Sekilas video di Gumuk Pasir Parangkusumo

Wednesday 4 July 2018

Puncak Kebun Buah Mangunan

Hari kedua di Yogyakarta akan berkunjung ke Kebun Buah Mangunan untuk menikmati Sunrise, dari tempat menginap kita akan berangkat sekitar 05:00-05:30 perjalanan dari The Packer Lodge Hotel ** sekitar 23 km ditempuh dengan kendaraan sepeda motor dengan waktu kurang lebih 60 menit


Mengenal Puncak Kebun Buah Mangunan

Mungkin kalian sedikit banyak belum mengenal tempat wisata ini, kebanyakan kita mengenal Malioboro, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Pasar Beringharjo, Candi Prambanan dll. Namun banyak sekali tempat wisata yang ada di D.I. Yogyakarta yang pastinya belum kalian ketahui.

Kebun Buah Mangunan ini berlokasi di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Propinsi D.I. Yogyakarta.  Tempat wisata Kebun Buah Mangunan sendiri dibangun oleh pemerintah pada tahun 2003 yang memiliki luas lahan sekitar 23 hektar. Disini banyak ditanami berbagai pohon dan buah-buahan seperti Mangga, Jeruk, Rambutan, Durian dan Manggis. Pohon-pohon yang ada disini seperti Pohon Jati, Pohon Pinus, Pagar Hidup dll. Selain buah-buahan yang ada justru yang lebih terkenal dari Kebun Buah Mangunan justru Negeri di atas awan, sebuah gardu pandang dimana tempat wisata ini berada diketinggian 200 m dari permukaan laut.


Sehingga ketika berdiri di gardu pandang ini kita akan disuguhi oleh pemandangan yang luar biasa indah ketika gunung-gunung diselimuti oleh gumpalan-gumpalan awan di pegumungan sewu serta udara yang dingin dan sejuk. Sayang ketika saya berkunjung sedang musim kemarau, pepohonan cenderung kecoklatan seperti kekeringan tidak seluruhnya hijau. Namun tidak menyurutkan pengunjung untuk datang ke tempat ini

Rute Menuju Kebun Buah Mangunan

Jika kalian dari Pusat Kota D.I. Yogyakarta disarankan memakai kendaraan pribadi, wisatawan menuju perempatan Terminal Giwangan. Dari terminal kemudian terus kearah selatan melewati Jalan Imogiri Timur sampai bertemu pertigaan. Dari pertigaan belok ke kiri atau arah timur, banyak sekali tempat wisata disini salah satunya makam raja Yogyakarta di Imogiri. Dari pertigaan tersebut terus sampai kita menemukan pertigaan jalan kembali dan terdapat papan petunjuk menuju Taman Buah Mangunan, dan kalian harus hati-hati jalanan disini mulai berkelok-kelok maupun naik turun. Lalu lintas pun tidak terlalu ramai, namun tetap harus berhati-hati ketika akan berkunjung kesini.

Masih pagi namun sudah banyak orang yang berkunjung untuk melihat sunrise beserta pemandangan Pegunungan Sewu yang ditengahnya mengalir Sungai Oyo, wisata alam ini dijadikan objek berfoto dan selfi. Banyak yang mengabadikan momen sunrise disini dari sekadar smartphone sampai kamera yang profesional, saat itu memang saya tidak bisa melihat gumpalan-gumpalan awan mungkin dikarenakan saat ini sedang musim kemarau, selain itu pepohonan yang saya lihat tidak terlalu hijau, kelihatan seperti kering, namun tidak menyurutkan antusiasme pengunjung wisata ini. 

Puas berfoto di Kebun Buah Mangunan perut pun terasa lapar tapi jangan khawatir disini banyak warung-warung yang menjual berbagai makanan dari makanan berat seperti Nasi Goreng, Nasi Pecel sampai makan ringan pun ada disini, dan jangan khawatir harga makanan disini sangat bersahabat cocok untuk backpacker seperti saya. 

Setelah perut kenyang dan waktu kunjungan sesuai jadwal yang sudah saya buat sudah habis, saya akan melanjutkan perjalanan menuju ke Jembatan Sawah Sukorame sekitar 3 km dari Kebun Buah Mangunan ini.

Video mengenai tempat wisata Puncak Kebun Buah Mangunan

Harga Tiket Masuk 
Rp5.000,00-  / orang 
Parkir 
Tidak dipungut biaya
Lebih baik berkunjung dipagi hari ketika Matahari terbit sekitar jam 05:30-06:00