Friday 13 July 2018

Pantai Parangkusumo


Pantai Parangkusumo merupakan pantai yang terletak di Kabupaten Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta. Sekitar 30 km dari Pusat Kota Yogyakarta bisa di tempuh oleh kendaraan bermotor sekitar 45-60 menit. Pantai Parangkusumo yang tidak jauh dari Gumuk Pasir Parangkusumo hanya sekitar 200 meter, tiba di pantai angin kencang sekali yang membawa material pasir sehingga cukup berbahaya bila kena mata. Material pasir tersebut yang terbawa tersebut menjadi tidak nyaman jika kita berlama-lama di Pantai Parangkusumo, terlihat pantai tersebut tidak banyak dikunjungi oleh wisatawan, kantung-kantung parkir terlihat cukup sepi, apalagi pedagang kurang terlihat akibat efek angin yang membawa material pasir yang bakal menganggu penglihatan kita. Agar mata kita tidak kemasukan material pasir lebih baik kita langsung menuju bibir pantai sekita 5-10 meter dari bibir pantai cukup basah sehingga material pasir tidak terbawa oleh angin. 


Pantai Parangkusumo memang tidak terlalu banyak pengunjungnya seperti Pantai Parangtritis yang notabene terkenal oleh wisatawan lokal maupun asing, terlihat pengunjung yang bermain-main di bibir pantai. Kondisi pantai memang tidak bagus karena sedang tinggi-tingginya ombak dengan angin yang sangat kencang.



Pantai yang Penuh Misteri 

Awal mula sebelum menuju Gumuk Pasir Parangkusumo disebelah kiri jalan terlihat ada suatu bangunan dengan batu yang ada didepannya, awalnya saya sangat penasaran tempat apa itu, namun terlihat seperti misterius, sakral dan cukup membuat bulu kuduk merinding sehingga saya mengurungkan niat untuk berfoto disitu. Namun rasa penasaran saya masih belum berakhir akhirnya saya bertanya ke masyarakat setempat yang pada intinya adalah seperti ini

Tempat yang saya kunjungi ternyata namanya Puri Cepuri menurut keterangan penduduk setempat kesakralan tempat ini semakin terasa ketika anda melihat taburan kembang setaman dan serangkaian sesajen di Batu Cinta yang terletak di dalam Puri Cepuri, tempat Panembahan senopati bertemu dengan Ratu Pantai Selatan dan membuat perjanjian. Senopati kala itu duduk bertapa di batu yang berukuran lebih besar di sebelah utara sementara Ratu Pantai Selatan menghampiri dan duduk di batu yang lebih kecil di sebelah selatan.

Pertemuan Senopati dengan Ratu Pantai Selatan itu mempunyai rangkaian cerita yang unik dan berpengaruh terhadap hubungan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Kraton Bale Sokodhomas yang dikuasai Ratu Pantai Selatan. Semuanya bermula ketika Senopati melakukan pertapa untuk menyempurnakan kesaktian. Sampai di saat tertentu pertapaan, tiba-tiba di pantai terjadi badai, pohon-pohon di tepian tercabut akarnya, air laut mendidih dan ikan-ikan terlempar ke daratan.

Kejadian itu membuat Ratu Pantai Selatan menampakkan diri ke permukaan lautan, menemui Senopati dan akhirnya jatuh cinta. Senopati mengungkapkan keinginannya agar dapat memerintah Mataram dan memohon bantuan Ratu Pantai Selatan. Sang Ratu akhirnya menyanggupi permintaan itu dengan syarat Senopati dan seluruh keturunannya mau menjadi suami Ratu Pantai Selatan. Senopati akhirnya setuju dengan syarat perkawinan itu tidak menghasilkan anak.

Masyarakat Yogyakarta masih menyakini bahwa ada "hubungan spesial" antara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Penguasa Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul. Pantai Parangkusumo adalah salah satu pantai yang dikeramatkan oleh penduduk setempat dan dianggap sebagai gerbang utama menuju Kraton Gaib Laut Selatan yang menguasai laut selatan (Samudera Hindia). Berbagai acara labuhan dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat digelar di Pantai Parangkusumo yang merupakan simbol ikatan dan kekuasaan antara keraton dan penguasa laut selatan. Memang banyak sekali cerita misteri di pantai ini, namun kita alihkan perhatian tersebut untuk menikmati Pantai Parangkusumo dengan sopan dan menjaga tata krama ketika sedang berada di Pantai Parangkusumo sebagai bentuk hormat kita sebagai tamu yang sedang berkunjung.


No comments:

Post a Comment