Sunday 21 February 2016

Museum Nasional Indonesia

Dapat tiket promo dari PT KAI maka, tanggal 21 Februari 2016 saya akan mengunjungi beberapa museum dalam satu hari diantaranya Museum Nasional, Museum Bank Indonesia, Museum Bahari, Museum Kesejarahan Jakarta, Museum Wayang. Dari Cimahi menggunakan KA Argo Parahyangan keberangkatan jam 05:15 singkat cerita saya sampai Stasiun Gambir, Jakarta sekitar jam 08:30 kemudian melanjutkan naik Transjakarta dari Halte Gambir 1 Menuju Halte Harmoni dari Halte Harmoni naik Transjakarta koridor 1 Kota-Blok M turun di Halte Monas hanya lewat satu halte dari Halte Harmoni. Jika tidak bisa memakai jasa ojek online yang banyak di Jakarta. Museum Nasional Indonesia tepat berasa didepan Halte Transjakarta Monas, dngan membayar tiket masuk Rp 5.000.00,-


SEJARAH SINGKAT
Keberadaan Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kusten en Westenschappen. Didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778. Pada masa itu di Eropa terjadi revolusi intelektual (the Age of Enlightenment) yaitu dimana orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda berdiri De Hollandsch Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmish Belanda). Hal ini mendorong orang-orang Belanda di Batavia (Indonesia) mendirikan organisasi sejenis.

Bataviaasch Genootschap van Kusten en Westenschappen (BG) merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah serta menerbitkan hasil prmenelitian. Lembaga ini mempunua semboyan 'Ten Nutte van het Algemeen' (untuk kepentingan masyarakat umum)

Salah satu pendiri lembaga ini yaitu JCM Radermacher menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kots. Kecualu itu ia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna. Sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.

Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816) Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjafi direktur perkumpulan ini. Oleh karena rumah di Kalibesar sudah penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruangan pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut grdung Societeit de Harmonie). Bangunan ini berlokasi di Jalan Majapahit No 3. Sekarang ditempat ini berdiri kompleks gedung Sekertariat Negara, didekat Istana Kepresidenan.

Jumlah koleksi milik BG terus meningkat hingga museum di Jalan Majapahit tidak dapat lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862, Pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun gedung museum baru dilokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan Merdeka Barat No 12 (koningsplein west). Tanahnya meliputi area yang kemudian diatasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum (pernah dipakai untuk markas Kenpetai dimasa pendudukan Jepang dan sekarang Departemen Pertahanan dan Keamanan). Gedung museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868.

Museum ini sangat dikenal dikalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta. Mereka menyebutnya "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah" karena dihalaman depan museum terdapat sebuah patung gajah yang terbuat dari perunggu hadiah dari Raja Culalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke Museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga "Gedung Arca" karena didalam gedung terdapat banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.


Patung Gajah yang terbuat dari Perunggu pemberian dari Raja Culalongkorn dari Thailand

Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar "Koninklijk"karena jasanya dalam bidang ilmia dan proyek pemerintah sehingga lengkapanya KoninklijkBataviaasch Genootschap van Kusten en Westenschappen. Pada tanggal 26 Januari 1950KoninklijkBataviaasch Genootschap van Kusten en Westenschappen diubah namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Perubahan ini disesuaikan dengan kondisi waktu itu, sebagaimana tercermin dalam semboyan barunya: "Memajukan Ilmu-ilmu Kebudayaan yang Berfaedah untuk Meningkatkan Pengetahuan tentang Kepulauan Indonesia dan Negeri-negeri Sekitarnya".
Mengingat pentingnya museum ini bagi bang Indonesia maka pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada Pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No 092/O/1979 tanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.

Hingga saat ini Museum Nasional menyimpan sekitar 141.000 benda-benda bernilai sejarah yang terdiri dari koleksi prasejarah, arkeologi, numismatik dan heraldik, keramik, etnografi, sejarah dan geografi. Komplek Museum Naskonal dibangun diatas tanah sekitar 26.000 m2 hingga kini mempunyau 2 Gedung. Gedung lama (Gedung A) digunakan untuk memamerkan koleksi museum dan ruang penyimpanan koleksi (storage). Sedang gedung B (Gedung Arca) yang dibuka secara resmi pada tanggal 20 Juni 2007 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono selain digunakan untuk ruang pameran (Lantai 1-4) juga digunakan untuk kantor, ruang konferensi, laboratorium, perpustakaan dll. Referensi: Buku Saku yang diberikan Gratis di Museum Nasional Indonesia

Pintu masuk menuju Museum Nasional Indonesia Gedung A cukup ketat ada pemeriksaan Metal Detector kemudian tempat penitipan barang lalu loket kemudian di sayap kiri ketika sudah masuk ada Ruang Audiotorium sayap kanan ada Ruang Etnografi ruang tengah yang saya kunjungi pertama adalah ruang Rotunda yang berisi arca-arca


Banyak sekali arca-arca disekitarnya yang terbesar adalah Arca Adityawarman sebagai Bhairawa, salah satu kekayaan koleksi masa Hindu-Buddha.


Taman Arkeologi berisi berbagai peninggalan arkeologi di zaman Hindu-Buddha, tepat didepan adalah Yoni merupakan sebuah objek cekung atau berlubang, yang melambangkan kemaluan wanita. Objek ini merupakan lambang kesuburan



Di sisi kanan dan kiri selasar dekat taman arkeologi banyak tersimpan arca, prasasti dan relief-relief.
Disayap kanan setelah Ruang Auditorium masih ada ruang tekstil kemudian ruang keramik a dan b setelah taman arkeologi masih ada ruang prasejarah, ruang perunggu dan ruang rumah adat.


Prasasti yang ada di ruangan prasejarah 



Ruangan Keramik


Masuk ke sayap kanan ada ruang Entografi


Gamelan


Kesenian tradisional Wayang Kulit


Bentuk dan Ciri Khas rumah-rumah di Indonesia

Koleksi-koleksi yang luar biasa banyak di Gedung A (Gedung Lama) hanya untuk melihat-lihat saja cukup melelahkan apalagi jika kita meneliti. Selain Gedung A terdapat Gedung B yang ada di sayap kanan. Di Gedung B berlantai 4, dari empat lantai yang ada Lantai 1 merupakan ruang manusia dan lingkungan, Lantai 2 ruang IPTEK, Lantai 3 ruang organisasi sosial dan pola pemukiman serta Lantai 4 adalah ruang khasanah emas dan mekanik


Di Lantai 1 terdapat replika dari fosil manusia


Lingga merupakan sebuah objek tegak, tinggi yang melambangkan Phallus (penis) atau kemaluan Batara Syiwa. Objek ini merupakan lambang kesuburan.


Replika Prasasti Ciaruteun bergoreskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sanskerta dengan metrum Anustubh yang terdiri dari empat baris dan pada bagian atas tulisan terdapat pahatan sepasang telapak kaki, gambar umbi dan sulur-suluran (pilin) dan laba-laba.

Teks:


vikkrantasyavanipat eh

srimatah purnnavarmmanah
tarumanagarendrasya
visnoriva padadvayam


Terjemahan:
“Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Vishnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.




Masih banyak koleksi-koleksi dari Museum Nasional Indonesia tidak bisa ditampilkan disini. Untuk berkekiling di Museun Nasional Indonesia membutuhkan banyak waktu, salah satu Museum terbesar yang pernah saya kunjungi bahkan Se Asia Tenggara dengan koleksi lebih dari 141.000 koleksi

Jam buka dari Museum Nasional Indonesia adalah:

Senin : Tutup
Selasa - Kamis : 08:00-16:00
Jumat : 08:00-11:30 dan 13:00-16:00
Sabtu - Minggu : 08:00-17:00

Tiket Masuk
Perseorangan
Dewasa : Rp 5.000.00,-
Anak-anak : Rp 2.000.00,-

Rombongan (minimal 20 orang)
Dewasa : Rp 3.000.00,-
Anak-anak : Rp 1.000.00,-

Turis
All : Rp 10.000.00,-

Setelah selesai berkunjung ke Museum Nasional saya akan menuju Kota Tua dengan mengunjungi Museum Bank Indonesia tinggal naik Transjakarta menuju Halte Kota dari Halte Monas.

1 comment:

  1. […] sudah petualangan saya mengexplore museum di Jakarta dalam sehari ke Museum Nasional Indonesia, Museum Bank Indonesia, Museum Bahari, Museum Kesejarahan Jakarta dan Museum Wayang. […]

    ReplyDelete