Friday 25 August 2017

Bandung Planning Gallery


Bandung Planning Gallery baru diresmikan oleh Walikota Bandung pada tanggal 1 Agustus 2017, Bandung Planning Gallery atau anjungan perencanaan kota Bandung adalah galeri interaktif dari Pemerintah Kota Bandung yang menyajikan perencanaan kota Bandung sejak masa lalu, pencapaian di masa kini dan rencana-rencana pengembangan kota Bandung dimasa depan. Ketika kita akan masuk ke area Bandung Planning Gallery kita dipersilahkan untuk mengisi buku tamu bukan buku yang ditulis ya tapi via online zaman now semuanya serba online. Setelah kita mengisi buku tamu kita masuk ke area Bandung Masa lalu dimana ada video animasi interaktif tentang

  • Terbentuknya dataran Bandung dari danau purba.
  • Sejarah singkat kota Bandung.
  • Perencanaan-perencanaan pembangunan kota Bandung.

Kemudian Bandung Masa Kini dimana ada video animasi interaktif tentang:

  • Kondisi Geografis
  • Perkembangan pembangunan
  • Pencapaian terkini
  • Program pemerintah kota Bandung
  • Saran dan Harapan warga bandung.

Ada pula segmen Augmented Reality berimajinasi bersama instalasi interaktif augmented reality tentang profesi kita di Bandung Baheula.

Kemudian ada Bandung Kota Pintar dan Mobilitas Kota atau Bandung Smart City adalah upaya menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien dalam mengelola kota. Disana terdapat video intersktif diantaranya:

  • Konsep ringkas Smart City
  • Rintisan solusi pintar
  • Visi Bandung Lancar
  • Urban Mobility Projects

Kemudian ada layar sentuh meliputi

  • Konsep Smart City
  • Command Centre
  • Bandung Lancar 2031
  • Trans Metro Bandung
  • LRT (Light Rail Train)
  • Bike Sharing dll

Ada juga virtual reality dan Maket Pusat kota serta rencana pengembangan area alun-alun dan jalan Asia Afrika dimasa depan. Dilengkapi dengan Instalasi LED Interaktif. Ada pula Maket Cekungan Bandung, video mapping cekungan yang menceritakan keseluruhan perencanaan kota bandung dapat dinikmati setiap 30 menit. Ada pula perencanaan wilayah kota dengan layar sentuh yag meliputi:

  • Konsep sub wilayah kota
  • Konsep pusat pemerintahan
  • Progress pembangunan infrastruktur
  • Dan kawasan strategis
  • Ada pula segmen Bandung Teknopolis,


Maket Cekungan Bandung

Bandung Teknopolis adalah rencana pengembangan masa depan kota Bandung ke arah timur Gedebage dengan video interaktifnya dan layar sentuh serta maket rencana pembangunan Bandung Teknopolis. Ada pula area aspirasi berupa tuliskan dan masukan kalian bagj kota bandung di post it, maupun ditempelkan di dinding atau secara digital pada layar sentuh.

Jangan lupa yang hobby selfie atau wefie kalian bisa memanfaatkan Bandung Smart City Photobooth dan hasil photo tersebut dikirim ke email yang kita punya. Backgroundnya pun bisa kita ubah sesuai yang kita inginkan. Di sebelah kiri dari meja receptionist ada Gambar Walikota Bandung Bapak Ridwan Kamil menjadi objek untuk foto juga dan ada pula Prototype Cabel Car Cabin.

Walaupun saya bukan warga Kota Bandung tapi saya turut mengapresiasi kinerja dari Ridwan Kamil yang total dalam bekerja, perencanaan kota Bandung yang belum terlaksana bisa dialihtugaskan kepada Walikota selanjutnya namun belum tentu terwujud, karena biasanya perencanaan Walikota sstu dengan Walikota yang lain akan sedikit banyak berbeda namun harus sesuai koridor yang berlaku.

Bandung Planning Gallery ini berlokasi di Jl. Aceh No. 36, Bandung Buka setiap Senin - Sabtu (kecuali hari libur nasional dan pemeliharaan) Jam Buka 09:00 - 16:00 tidak dipungut biaya (free entry). Jika pengunjung lebih dari 10 orang harus melakukan reservasi terlebih dahulu


Maket Interaktif dengan LED keren...


Sangat Interaktif


Bandung Teknopolis


Perencanaan masa depan


Di balkon tempat menonton video mapping


Hasil dari Bandung Smartcity Photobooth

Monday 21 August 2017

Penjara Bantjeuy (Banceuy)


Setelah kunjungan ke Rumah Bersejarah Inggit Garnasih dan Gedung Indonesia Menggugat Ex Landraad terakhir kita berkunjung ke Penjara Banceuy ketiga tempat ini ada suatu kaitannya terhadap perkembangan kemerdekaan Republik Indonesia. Situs Penjara Banceuy ini berlokasi di Kompleks Pertokoan Banceuy Permai, Kota Bandung, menjadi salah satu saksi bisu lahirnya Negara Republik Indonesia yaitu bagaimana perjuangan Soekarno untuk merumuskan teks proklamasi disini pula Soekarno menulis pembelaan (pledooi) yang berjudul "Indonesia Menggugat". Saat itu Soekarno ditahan sebagai Tahanan politik di Penjara Banceuy yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Soekarno dituduh oleh Pemerintah Kolonial Belanda berusaha menggulingkan Pemerintah Kolonial Belanda dengan pidato-pidato yang terindikasi menghasut untuk melawan pemerintah kolonial Belanda sehingga dikhawatirkan mengganggu ketertiban umum. Singkat cerita Soekarno dkk di Yogyakarta dilakukan penggeledahan sekaligus penahanan kemudian dibawa ke Bandung melalui Stasiun Tugu, Yogyakarta. 



Inilah penjara soekarno di Penjara Banceuy dengan no 5

Penjara Banceuy adalah penjara tingkat rendah didirikan di abad 19 keadaannya kotor, bobrok dan tua. Disana ada dua macam sel. Sel untuk tahanan politik dan sel untuk tahanan pepetek. 40 hari pertama Soekarno tidak diperkenankan keluar sel dan menerima tamu dan setelahnya Soekarno baru dapat menerima kunjungan dari sang Istri Inggit Garnasih yang membawakan kabar, makanan dan sejumlah buku yang diizinkan untuk membuat pembelaan (pledooi)


Soekarno menempati sel no 5 yang hanya berukuran 2,5 x 1,5 meter dan berisi kasur lipat pispot dll. 

Situs Penjara Banceuy mulai dibangun kawasan pertokoan pada tahun 1983 dan hanya menyisakan satu sel atau kamar tahanan dan menara pos jaga. Jangan heran jika kalian mengunjungi situs ini disela-sela pertokoan. Namun sekarang sudah diberi papan petunjuk arah menuju situs. Renovasi Situs Penjara Banceuy dilakukan tahun 2015 terkait dengan Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika


Petunjuk arah menuju situs

Sunday 20 August 2017

Taman Sejarah


Taman Sejarah inilah namanya sebuah taman yang berlokasi di Jalan Aceh memanfaatkan lahan parkir dan bersebelahan dengan Bandung Planning Gallery (BPG). Terdapat sejumlah fasilitas yang ada di taman yang diresmikan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil itu. Dinding relief khusus menceritakan sejarah Bandung era Wiranatakusumah.
Wiranatakusumah II / Dalem Kaum I 1794-1829

Seorang Bupati untuk kabupatenBandung yang keenam. Dalam pandangan masyarakat pribumi, ia adalah “Bapak Pendiri Kota Bandung”
Salah satu Gubernur Jenderal Belanda di Hindia Belanda yang terkenal adalah Herman Willem Daendels, yang berkuasa dari tahun 1808 sampai dengan 1811. Hal yang membuatnya terkenal adalah pembangunan “Jalan Raya Pos” yang menghubungkan Pulau Jawa dari Anyer di ujung barat sampai ke Panarukan di ujung timur. Di Jawa Barat, jalur yang dilewati salah satunya adalah wilayah cekungan Bandung. Setelah menerima pesan dari Deandels, Bupati Bandung Wiranatakusumah II mencari tempat yang cocok sebagai pusat kota baru yang berada di jalur Jalan Raya Pos yang dimaksudkan oleh Deandels. Dalam penelusurannya, RA Wiranatakusumah II menemukan sumur di tepi Kali Cikapundung, yang dinamakan sebagai Sumur Bandung. Di dekat Sumur Bandung ini kemudian dibangun jembatan yang menghubungkan sisi barat dan sisi timur Kali Cikapundung.

Selesai pembangunan jembatan di atas Kali Cikapundung pada tahun 1810, Gubernur Deandels bersama Bupati Wiranatakusuma II berjalan kaki melewati jembatan ke sisi timur Kali Cikapundung. Mereka terus berjalan ke arah timur sejauh 100 meter, perjalanan berakhir dikawasan yamg dikenal dengan nama sebagai Sumur Bandung (saat ini gedung PLN Jalan Asia-Afrika) ditempat inilah R.A Wiranatakusumah II menilai tepat, setelah menancapkan tongkatnya dan menurut mitos kemudian mengeluarkan air (Sumur Bandung). Segera setelah saat itu beliau memutuskan mulai membangun pemukiman dan menetapkan serta membangun pendopo Kota Bandung yang sederhana.

Raden Adipati (R.A) Wiranatakusumah III / Karang Anyar 1829-1846
Memiliki peran dalam meletakan dasar-dasar kepemimpinan yang modern. Beliau menyarankan pentingnya pendidikan dan ide-ide keislaman serta tatanan pendidikan dan kesenian dalam masyarakat. R.A Wiranatakusumah III juga merupakan pendiri Masjid Alun-alun

Raden Adipati (R.A) Wiranatakusumah IV / Dalem Bintang 1846-1874
Selama pemerintahan dipegang oleh beliau, ibukota Kabupaten Bandung berkembang pesat dan beliau dikenal sebagai bupati yang progresif. Dialah peletak dasar MASTERPLAN 1850 Kabupaten Bandung yang diaebut Negorij Bandoeng. Tahun 1850 menyempurnakan pendopo Kabupaten Bandung dan Mesjid Agung. Kemudian pada tahun 1866 memprakarsai pembangunan sekolah (kweekschool) atau Sekolah RAJA dan mendirikan sekolah untuk para menak (opleiding School Voor Indische Ambtemaaren).
Selain berhasil meningkatkan produksi kopi, beliau berjasa memajukan pertanian dan pembangunan daerah. Peristiwa yang menarik pada masa itu adalah pembangunan ibukota Kabupaten Bandung yang semakin ramai. Undang-undang Agraria dan dampaknya, serta berorganisasi Priangan dan struktur pemerintahan yang semakin mantap.

Raden Adipati (R.A) Kusumadilaga 1874-1893
Peristiwa penting yang dapat diungkapkan pada masa pemerintahan Bupati ini ialah dibukanya secara resmi jalan kereta api yang menghubungkan Bandung dengan Cianjur. Sementara itu, jalan kereta api Cianjur-Jakarta telah dibuka sebelumnya. Dengan dibukanya jalan kereta api itu, maka perhubungan lalu lintas antar Bandung-Jakarta makin cepat dan aman.Selanjutnya hubungan kereta api lebih diperluas lagi dengan dibukanya berturut-turut hubungan antara Bandung-Cicalengka pada tanggal 10 September 1884,Cicalengka-Garut 15 Agustus 1889, sehingga kota Bandung-Garut dihubungkan dengan jalan kereta api. Selain itu, pada tanggal 1 November1884, dibuka jaringan kereta api Jakarta-Surabaya lewat bogor, Bandung, Maos, Yogyakarta, dan Solo.
Berhasil memajukan kehidupan ekonomi rakyat melalui koperasi. Beliau juga menginisiasi pembentukan Badan Amil Zakat dan cikal bakal koperasi dengan menggerakan Rowis (setingkat RW saat ini). Dalam Besluit (Surat Perintah) dari Pemerintahan Hindia Belanda tertanggal 27 Oktober 1874. Pada tanggal 23 Mei1886, ia mendapat gelar Adipati dengan Besluit nomor 28. Dan pada tanggal 15 Februari 1890, ia mendapat anugerah "Medali Emas" dari Pemerintah Hindia Belanda.

Raden Adipati Aria Martanagara 1893-1918
Berhasil meningkatkan produksi kopi, memproduksi genteng untuk rumah-rumah penduduk, membangun sejumlah irigasi dan jembatan, mengadakan gerakan penanaman ketela pohon, membuka dan memperluas daerah pesawahan dll. Atas jasanya, beliau memperoleh penghargaan berupa Bintang Mas (Besluit 27 Agustus 1900 No. 2) dan gelar Adipati (Besluit 29 Agustus 1906).ia juga mendapat Songsong Kuning (Besluit 26 Agustus 1909 No. 30) dan menerima tanda kehormatan Officier Kroon Orde van Siam. Bupati ini terlenal pula sebagai bupati pujangga, karyanya antara lain Babad Sumedang, Wawacan Batara Rama, Wawacan Angling Darma dan Babat Raden Adipati Aria Martanagara (otobiografi)

R.A.A.H Wiranatakusumah V / Dalem Haji 1920-1931 | 1935-1945
Lahir di Bandung, Dalem Haji mendapat pendidikan di ELS, OSVIA dan HBS. Beliau adalah putra tunggal dari Raden Adipati Kusumadilaga, dilahirkan pada tanggal 23 November 1888, ditinggal ayahnya pada usia 5 tahun, nama kecilnya Muharam. Pada usia 24 tahun Raden Tumenggung V sudah dapat menjalankan pemerintah kabupaten Bandung. Kemampuannya yang mendalam ke-Islaman membuatnya dibanggakan. Hingga saat ini jarang pejabat yang menguasai kebudayaan sunda sekaligus dalam pemahaman keagamaannya, sehingga dianggap pantas untuk berkhotbah. Dari kemampuan yang istimewa inilah disebut menak santri. Setelah menjabat Bupati Bandung jabatanya adalah:
1. Anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
2. Anggot Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebelum dan sesudah kemerdekaan, beliaulah yang berperan mengumpulkan mandat raja-raja di Nusantara, dalam kapasitasnya sebagai Ketya Raja-Raja Nusantara untuk bergabung dalam NKRI.
3. Menteri Dalam Negeri 1945
4. Ketua Dewan Pertimbangan Agung.

Raden Tumenggung Male Wiranatakusumah (1947-1956)
Pada tanggal 14 Januari 1948 diangkat menjadi Bupati Bandung, beliau lahir tanggal 14 September 1911 di Kabupaten Bandung, masa mudanya ia menamakan pendidikan STOVIA tahun 1935. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, beliau memberantas Gerombolan DI/TII. Beliau mengadakan Gerakan anti DI/TII dikawasan Cililin dikerahkan lebih dari 35.000 rakyat mengadakan "Gerakan Sisir" dengan tentara, hasilnya 80 gerolombolam DI/TII menyerah. Pada tahun 1956 Menteri Dalam Negeri mengalihkan tugas Raden Tumenggung Male Wiranatakusumaha. Pada saat kemudian, untuk memajukan rakyat pada tahun 1956, Kabupaten Bandung diadakan gerakan mengumpulkan modal nasional mendirikan koperasi, membangun kota Majalaya menjadi kota industri tenun.



Selain dinding relief Wiranatakusuma ada pula dinding kaca yang menyuguhkan informasi sejarah tokoh-tokoh yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Bandung.


Dinding kaca dengan gambar para tokoh tersebut, menjadi salah satu spot favorit pengunjung untuk berfoto di Taman Sejarah.  
Salah satu fasilitas unik lainnya, adalah sebuah kolam mini yang terletak di dekat dinding mural. Kolam tersebut biasanya dipenuhi anak-anak yang antusias untuk bermain air.


Saturday 19 August 2017

Gedung Indonesia Menggugat Ex Landraad Bandoeng


Pernah tidak kalian melihat ada Bangun dengan plang yang cukup besar "Gedung Indonesia Menggugat" jika kalian akan ke Pemkot Bandung dari arah Viaduct Kereta Api? Gedung yang tentu bersejarah dimasa perjuangan kemerdekaan. Dalam suasana kemerdekaan setelah berkunjung ke Rumah Bersejarah Inggit Garnasih saya mengunjungi Gedung "Indonesia Mengguggat"
Sejarah Gedung Indonesia Menggugat tidak lepas dari Penangkapan 4 Pemuda pimpinan PNI yang diadili di Pengadilan Kolonial Landraad Bandung. Berawal dari proses konsolidasi gerakan pembebasan nasional dan makin meningkatnya keradikalan PNI telah membangkitkan kekhawatiran besar dikalangan penguasa kolonial. Pemerintah kolonial bersiap-siap untuk menghancurkan partai ini. Pada tahun 1929 telah beredar berita bahwa tahun 1930 akan turun "Ratu Adil" yang akan membebaskan rakyat, penghapusan pajak, dan akan datangnya kehidupan yang adil dan makmur. Keyakinan mantap akan datangnya peristiwa besar di tahun 1930 ini lebih berakar pada ramalan dan mitos ketimbang propaganda-propaganda partai ini menjadi bergolak dan penuh dengan desas-desus kepala administrasi kolonial mulai melakukan pengintaiam yang ketat terhadap kegiatan masa aksi dan pidato-pidato keras Soekarno pada rapat-rapat PNI dimanapun.

Syahdan, pada tanggal 15 Mei 1928 dalam pidato pembukaan sidang Volkstraad Gubernur Jenderal Belanda menumpahkan perhatiannya atas aktivitas propaganda dari organisasi Soekarno dkk. Yang mana dikatakannya adalah hasutan yang dapat membahayakan ketertiban umum dan gerakan noncooperative yang dijalankan Soekarno adalah bentuk permusuhan kepada pemerintah Belanda. Tetapi ancaman dari Gubernur Jenderal itu tidak pernah menciutkan pergerakan Soekarno dkk, justru agitasi politik, aksi masa dan rapat-rapat besar banyal dilakukan sejalan dengan diresmikannya cabang-cabang PNI. Soekarno tampil sebagai juru bicara dan orator yang sangat ulung pada rapat-rapat besar itu.

Pada tanggal 25 Desember 1929 di Bandung telah diadakan pertemuan antara pemimpin partai-partai politik yang diwakili oleh anggota pengurus besarnya yang bermaksud membulatkan tekad untuk mendirikan badan pemufakatan, pertemuan itu dipimpin oleh Hoesni Thamrin, dan hadir saat itu Soekarno, Sartono, Dachlan Abdullah, Bakri Suraatmadja, Otto Iskandar Dinata, Sutisna Sendjaja, Kusumo Utoyo, Dr Samsi, Mr Iskaq Tjokrohadisurjo, Ir Anwari, Dr. Sukiman, Sjahbudin Latief dll. Karena dalam beberapa hal belum terjadi kebulatan maka pemusyawaratan itu akan dilanjutkan di Solo pada tanggal 27 Desember. Maka tanggal 26 Desember 1929 pagi hari jam 09 Soekarno, Inggit, Maskoen, Mang Ojib menggunakan auto taxi Chevrolet Touring pemilik dan supirnya Sdr Suhada menuju kota Solo. Kemudian menuju rumah Mr. Singgih dijemput oleh Sdr. Sudarjo Tjokrosiswojo seorang wartawan nasionalis. Tanggal 27 diselenggarakan pemufakatam lanjutan, kemudian rombongan dari Bandung ini menuju Yogyakarta untuk bermalam dirumah Dr Sujudi pada sore tanggal 28 diselenggarakan pertemuan lanjutan didaerah Gondomanan, dan malamnya diundang resepsi oleh Paku Alam. Tetapi pada tanggal 24 Desember 1929 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penggeledahan dan penahanan terhadap pimpinan PNI tersebut.

Sedang mereka tidur, tiba-tiba jam 05 pagi pintu-pintu mereka digedor dengan keras oleh Komisaris Polisi Belanda dengan kasar dan menodongkan pistol seraya menyuruh Soekarno dll untuk keluar dari kamar. Setelah mereka diperintahkan untuk mengganti pakaian dihalaman rumah, lalu polisi menggelandang mereka ke penjara Mergangsang yang letaknya didepan geding Taman Siswa Yogyakarta. Mereka ditahan di Penjara Mergangsang selama satu hari dan pada tanggal 29 Desember 1929 jam 05 pagi Soekarno dkk diangkut ke Stasiun Tugu, Yogyakarta dan dimasukan kedalam kereta yang tertutup rapat ke Bandung dengan pengawalan yang ketat dari Polisi Belanda. Sesampainya di Stasiun Cicalengka mereka diturunkan, dan menggunakan mobil tahanan dimasukanlah mereka ke Penjara Bantjeuy.

Dipenjara Soekarno dicukur pendek, memakai baju tahanan baru biru bernomor punggung dan dijebloskan pada sel no 5 di Penjara Bantjeuy. Kamar ini merupakan kamar yang berdiri ditengah komplek penjara dengan keamanan super ketat. Dan memang menurut catatan beberapa referensi bahwa penjara Bantjeuy saat itu terkenal sebagai penjara yang paling ketat dan kejam dibumi jajahan Belanda ketika itu. Selama 2 bulan pertama Soekarno dkk diperiksa oleh Parket Pokrol Djenderal.

40 hari pertama Soekarno tidak diperkenankan keluar sel dan menerima tamu dan setelahnya Soekarno baru dapat menerima kunjungan dari sang Istri Inggit Garnasih yang membawakan kabar, makanan dan beberapa buku-buku yang diizinkan untuk menulis pembelaannya. Pada saat Soekarno di penjara yang bertanggung jawab untuk penerbitan Persatuan Indonesia Majalah politik PNI dibawah kendali Inggit Garnasih. Disel tidak ada meja dan dia duduk ditempat tidur dengan menggunakan pispot yamg telah dibersihkan dan dibalik bagian ratanya, dijadikanlah pispot itu sebagai meja untuk menuliskan pembelaannya yang terkenal itu.

Pada tanggal 16 Juni 1930 pada sidang Volkstraad Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan pengumuman bahwa persidangan (strafproses) terhadap 4 pimpinan PNI akan dimulai pada tanggal 18 Agustus 1930, dengan terdakwa yaitu:


Terdakwa 1 : Ir. Soekarno (Pendiru, Voorzitter Hoofdbestuur dan ketua PNI Cabang Bandung)
Terdakwa 2 : Gatot Mangkoepradja (Sekertaris II propagandis Hoodbestuur / Kantor Pusat PNI)
Terdakwa 3 : Maskoen Sumadiredja (Sekertaris II propagandis PNI Cabang Bandung)
Terdakwa 4 : Soepriadinata (Kandidat Propagandis Cabang Bandung)

Artinya mereka telah ditahan selama 7 bulan lebih baru dimajukan ke muka sidang Landraad Bandung, sidang dipimpin oleh President/Hakim Kolonial Mr. R. Siegenbeek van Heukelom (berpangkat president/hakim luar biasa) dengan Jaksa R. Soemadisoerja, anggota; R. K. Kartakoesoemah, R. K. Wina Atmadja, M. Tirtawinata, Adviseur: R. Moh Masjoer (ajudan hoofdpenghulu) Griffer; Mr. J. W. Smits dan Pembela: Mr. Sartono, Mr. Sastromuljono, Mr. Sujudi dan Idih Prawiradiputra.

Adapun tuduhan yang ditekankan oleh pemerintah kolonial Belanda yaitu secara langsung atau tidak langsung, secara lisan atau dengan tulisan menyindir atau dengan kata-kata yang disembunyikan menganjurkan pemogokan, pengacauan dan pemberontakan sebagaimana tercantum dalam pasal-pas 153 bis - ter 161 - 163 bis - ter dsb.


Landraad

Sidang pengadilan Landraad Bandung ini dilaksanakan selama 27 kali sidang, setiap sidang dilaksanakan, rakyat Bandung selalu datang memadati Gedung Landraad untuk mendengarkan proses sidang guna melihat dan memperhatikan pemimpin pergerakan nasional mereka. Sidang terakhir pemeriksaan ini jatuh pada tanggal 27 September 1930 kemudian dilakukan beberapa kali sidang lagi untuk mendengarkan Pembelaan Soekarno yang berjudul "Indonesie Klaagt aan" atau "Indonesia Menggugat" pembelaan ini sendiri dibacakan beberapa kali sidang dan dimulai pada tanggal 1 Desember 1930 diucapkan dalam bahasa Indonesia populer dan dengan hanya beberapa ungkapan atau cuplikan-cuplikannya saja yang menggunakan bahasa asalnya. Kemudian disusul oleh pembelaan Mr. Sartono, Idi Prawiradipoetra dan Mr. Sastromoeljono sehingga sidang pengadilan itu dapat diakhiri pada tanggal 22 Desember 1930. Yang menghasilkan keputusan penjatuhan vonis penjara kepada Soekarno selama 4 tahun penjara, Gatot Mangkoepradja 2 tahun, Maskoen 1 tahun 8 bulan, dan Soepriadinata 1 tahun 3 bulan. Keputusan vonis telah dijatuhkan, tapi interniran Soekarno dkk belum dilindahkan ke Sukamiskin Bandung.

Gedung Ex-Landraad atau Gedung Pengadilan Negeri zaman kolonial ini selama kemerdekan pernah beberapa kali berubah fungsi dan penggunaannya. Pada masa pemerintahan Jepang gedung ini pernah dijadikan sebagai rumah sakit darurat perang dan mengalami perluasan baru pada tahun 1947-1949 pernah jadi kantor Palang Merah Indonesia (PMI). Kemudian tahun 1949-1953 menjadi kantor KPP Pusat. Tahun 1953-1970 sebagai kantor perjalanan dan kas otonom sebagai Bagian Keuangan Sekertariat Propinsi Jawa Barat.


Salah satu lorong utama Gedung Indonesia Menggugat ex-Landraad

Pada tanggal 20 Desember 2002 Gedung ini diserahterimakan dan diresmikan sebagai museum oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri. Setelah renovasi selesai dilaksanakan nama Landraad diubah menjadi "Gedung Indonesia Menggugat" atas usulan pemerakarsa pemugaran yaitu H. Mashudi.

Gedung Indonesia Menggugat akhirnya dapat diresmikan sebagai Ruang Publik pada tanggal 18 Junk 2007 oleh ketua MPR RI H. Hidayat Nur Wahid. Adapun peresmian sebagai Ruang Publik adalah Kajian Kebangsaan yang dilakukan oleh Gubernur Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Gedung Landraad atau sekarang Menjadi Gedung Indonesia Menggugat sering dipakai berbagai kegiatan seperti pertemuan komunitas, talkshow  atau kegiatan kreatif lainnya.

Setelah saya mengunjungi 2 tempat yaitu Rumah Bersejarah Inggit Garnasih saya akan berkunjung ke Penjara Bantjeuy (Banceuy) ada suatu keterkaitan antara 3 tempat bersejarah di Bandung ini.

Rumah Bersejarah Inggit Garnasih


Ada yang tau Inggit Garnasih? Nama Jalan di kota Bandung? Apakah seorang Pahlawan atau siapa dia? Mungkin masih banyak yang tidak mengenal siapa Inggit Garnasih, hari ini tepat 17 Agustus 2017 sudah 72 tahun kita merdeka lepas dari belenggu penjajah saya berkesempatan untuk berkunjung ke Rumah Bersejarah Inggit Garnasih seorang yang menurut saya sangat berjasa dalam berdirinya Negara Republik Indonesia dan kedekatan dengan sang proklamator bung karno.
Inggit Garnasih lahir di Desa Kamasan, Banjaran Kabupaten Bandung dari pasangan Ardjipan dan Amsi, beliau diberni mana Garnasih pada tanggal 17 Februari 1888. Karena kecantikannya banyak pemuda yang menaruh hati kepadanya. Kata mereka, jika mendapat senyuman dari Garnasih seakan mendapat uang satu ringgit. Maka, lama kelamaan panggilan "Si Ringgit" pun menyemat pada diri Garnasih. Agar lebih manis kedengarannya, maka namanya berubah menjadi Inggit Garnasih.

Pada umur 12 tahun beliau dijodohkan dengan seorang pegawai di karesidenan priangan bernama Nata Atmadja. Inggit bersedia menikah karena mendengar desas-desus bahwa kekasihnya akan dijodohkan dengan wanita lain pilihan orang tuanya. Pernikahan tersebut pun berlangsung tanpa ikatan cinta antara keduanya. Tak lama kemudian pernikahan itupun berakhir ditengah jalan.

Setelah bercerai dengan Nata Atmadja, Inggit kembali pada cinta masa lalunya, H. Sanoesi dan menikah pada tahun 1916. Sanoesi merupakan seprang saudagar kaya yang memiliki beberapa perusahaan. Selain itu, Sanoesi adalah seorang aktivis Sarikat Islam (SI) yang pada saat itu dipimpin oleh H. O. S Tjokroaminoto.

Sebagai istri, Inggit juga ikut perasn serta dalan aktivitas politik suaminya tersebut sebagai anggota SI bersama sama wanita lain di Bandung. Pada tahun 1921, Sanoesi dan Inggit mendapat sebuah surat dari Tjokroaminoto yang menitipkan menantunya, Soekarno untuk bersekolah di Technische Hoogenschool (sekarang ITB) Bandung. Untuk keperluan itu, Sanoesi dan Inggit memberikan kamar depan dirumah mereka untuk ditinggali student itu, karena tidak menemukan tempat lain yang layak bagi menantu pimpinan Sarikat Islam tersebut. Kala itu, Soekarno juga mengajak Oetari, istrinya yang merupakan putri Tjokroaminoto untuk tinggal di Bandung.

Selama berada di rumah, Soekarno sering berdiskusi dengan Inggit Garnasih, karena Sanoesi lebih sering berada diluar rumah. Intensitas itulah yang menimbulkan ikatan cinta antara Soekarno dan Inggit. Setelah Soekarno menceraikan istrinya, Oetari, ia melamar Inggit pada H. Sanoesi. Selesai masa iddah, Soekarno menikahi Inggit. Sempat berpindah-pindah rumah hingga akhirnya menempati sebuah rumah di Jalan Ciateul No. 8 Selain itu, mereka juga mengangkat anak yang diberi nama Ratna Djuami. Ia adalah anak kakak Inggit, Mutarsih.

Inggit mendampingi Soekarno, baik dalam menyelesaikan sekolahnya maupun pada saat berpidato di depan publik. Inggit ikut kemana pun Soekarno pergi dan menjadi penerjemah saat suaminya memberikan kursus politik pada masyarakat Sunda pinggiran kota Bandung.

Rumah mereka sering dikunjungi dan dijadikan tempat berdiskusi kawan seperjuangan Soekarno. Bahkan Inggit menjadi saksi terbentuknya Algemenee Studieclub yang memprakarsai terbentuknya Partai Nasional Indonesia, Inggit juga menyaksikan rapat para pemuda yang mencetuskan Sumpah Pemuda 1928 dan pergerakan lainnya yang dibuat Soekarno.

Ketika mereka sedang berada di Yogyakarta, Soekarno ditangkap dan dijebloskan ke Penjara Banceuy, Bandung. Dengan setia, Inggit mengirimkan makanan dan menyelundupkan buku-buku ke dalam penjara. Hasil jerih payahnya itu membuat Soekarno dapat menuliskan pembelaan yang dibacakan di depan hakim di Gedung Landraad, berjudul "Indonesia Menggugat" pembelaan ini membuat Soekarno di vonis hukuman 4 tahun di Penjara Sukamiskin, Bandung

Selang satu tahun, Soekarno dibebaskan, namun itu pun tam berumur lama, pidato Soekarno di Tegaleg Bandung, meresahkan pemerintah Belanda dan membuat ia ditangkap kembali kemudian diasingkan ke Ende, Flores. Inggit, Ratna Djuami dan Ibu Amsi, menyertai Soekarno ke tanah interniran. Selama dipembuangan, Soekarno dibantu keluargnya membuat pengajian setiap Selasa malam dan kelompok sandiwara yang disebut Toneel Kelimutu. Mereka juga mengangkat seorang anak lagi yang diberi nama Kartika. Mertua Soekarno, Ibu Amsi, meninggal di Ende dan dikuburkan disana. Atas paksaan M. H. Thamrin, Belanda memindahkan Soekarno ke Bengkulu karena dikhawatirkan sakit malaria Soekarno menjadi parah di penghujung 1938.

Di pengasingan Bengkulu, rumah mereka kedatangan seorang gadis bernama Fatma, yang dititipkan ayahnya, Hasan Din, untuk bersekolah bersama Ratna Djuami Meski ia diangkat anak oleh Inggit, namun ini menjadi awal keretakan hubungannya dengan Soekarno.

Kedatangan Jepang ke Indonesia membuat Belanda kalang kabut yang kemudjan memindahkan Soekarno sekeluarga ke Padang. Selama di Padang, Soekarno mendapat keleluasaan untuk berpidato didepan masyarakat. Jenderal Imamura yang kemudian berkuasa di Jawa mengirimkan surat bahwa Soekarno sekeluarga dapat kembali ke Jawa. Meski begitu birokrasi yang berbelit membuat mereka harus kembali terkatung-katung di Palembang selama beberapa bulan.
Akhirnya dengan menggunakan sebuah kapal kecil, mereka tiba di Jawa dan disambut oleh kawan-kawan mereka. Mohammad Hatta yang saat itu juga ikut menyambut, mempersilahkan untuk menggunakan rumahnya sebagai tempat tinggal, hingga akhirnya Soekarno sekeluarga pindah ke Jalan Pegangsaan No. 56 meski begitu bukan berarti bahwa hubungan Inggit dan Soekarno membaik. Sebaliknya, Soekarno tetap dengan keputusannya ingin menikahi Fatma.

Inggit yang berpegang pada prinsip "ari kudu dicandung mah, cadu" memilih untuk diceraikan dan kembali ke Bandung. Dengan disaksikan kawan-kawan mereka, Inggit bercerai dengan Soekarno, dengan syarat akan tetap memberikan nafkah pada Inggit dan membangunkan sebuah rumah. Inggit kembali ke Bandung pada tahun 1943 dan untuk sementara tinhgal di rumah Haji Anda, dijalan Lengkong Besar.

Pada tahun 1950 Bung Hatta dan kawan-kawan Soekarno memprakarsai pembangunan sebuab rumah untuk Inggit Garnasih. Mereka membeli dan membangun sebuah rumah diatas tanah, tempat dimana dulu terdapat rumah tempat tinggal Inggit dan Soekarno, di Jalan Ciateul No. 8

Dirumah inilah akhirnya Inggit Garnasih menghabiskan sisa umurnya, sambil berjualan jamu, bedak, kutang dan tembakau. Inggit juga sering kedatangan tamu yang hendak meminta nasehat, membeli jamu atau bedak atau yang ingin meminta pertolongan berobat kepadanya. Inggit pun sering kedatangan istri-istri Soekarno yang sowan dan meminta nasehat mengenai kehidupan bersama Soekarno.

Inggit mendengar kabar bahwa mantan suaminya, Soekarno berhasil membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi, pada saat terjadi Bandung Lautan Api tahun 1946, Inggit terpaksa mengungsi ke Garut. Dalam hal ini, Inggit berjuang bersama rakyat dengan membawa prinsip non-cooperatie, tidak menyerah dab tidak bekerja sama dengan Belanda. Selain itu, Inggit juga sempat mengungsi ke beberapa tempat sebelum akhirnya kembali ke Bandung pada tahun 1949.

Inggit juga menerima pertemuan terakhir dari mantan suaminya Soekarno pada tahun 1960. Inggit hanya menyampaikan "kus, baju teh meni sae, kahade kus, ieu baju teh ti rakyat, ulah mopohokeun saha anu merena" tahun 1970, Inggit harus merelakan mantan suaminya itu pergi mendahului. Dalam tangannya Inggit hanya bisa berkata "kus, ning Engkus teh miheulaan, ku Enggit di doakeun..." Atas prakarsa Ali Sadikin dan Istri, Inggit Garnasih juga sempat bertemu dengan Fatma pada tahun 1980, keduanya telah sama-sama saling memaafkan.

Inggit Garnarsih berpulang pada tanggal 13 April 1984 di usia 96 tahun. Beliau dimakamkan dipemakaman umum Porib, Caringin Kab Bandung

S... E... L... E...S... A...I

Kisah Inggit Garnasih tersebut tepampang di Rumah Bersejarah Inggit Garnasih yang di kelola oleh Museum Negeri Sri Baduga, alhamdulillah penjaga rumah bersejarah ini sangat welcome terhadap pengunjung. Banyak yang mungkin tidak tau dari kalian mengenai sejarah ini, semoga ini menjadi pelajaran bagi kita agar jangan lupakan sejarah.


Nampak dalam rumah Bersejarah Inggit Garnasih


Foto Inggit Garnasih dan Soekarno yang dipasang di Selasar rumah


Alat untuk membuat Jamu oleh Inggit Garnasih


Rumah Bersejarah Inggit Ganarsih dari Depan