Friday 1 February 2019

Kunjungan ke Candi di Malang

Setelah berkunjung ke Museum Brawijaya selanjutnya saya akan mengunjungi candi-candi yang ada di Kota dan Kabupaten Malang diantaranya adalah Candi Badut, Candi Kidal, Candi dan Candi Singasari


CANDI BADUT
Candi Badut berlokasi kurang lebih 4 km dari Museum Brawijaya, tepatnya di Desa Karangbesuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi Badut diduga diperkirakan dibangun jauh sebelum masa pemerintahan Airlangga, yaitu masa dimulainya pembangunan candi-candi lain di Jawa Timur, dan diduga merupakan candi tertua di Jawa Timur.

Entahlah kenapa disebut Candi Badut saya pikir tidak mungkin ada badut di zamannya dahulu seperti sekarang ini. Namun yang saya baca para ahli purbakala berpendapat bahwa Candi Badut dibangun atas perintah Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Dalam Prasasti Dinoyo (tahun 682 Saka atau 760 Masehi), yang ditemukan di Desa Merjosari, Malang.

Tulisan dalam prasasti tersebut menceritakan tentang masa pemerintahan Raja Dewasimba dan putranya, Sang Liswa, yang merupakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan. Kedua raja tersebut sangat adil dan bijaksana serta dicintai rakyatnya. Konon Sang Liswa yang bergelar Raja Gajayana yang sangat senang melucu (bahasa Jawa: mbadhut) sehingga candi yang dibangun atas perintahnya dinamakan Candi Badut. Walaupun terdapat dugaan tersebut belum diketemukan bukti kuat hubungan antara Candi Badut dengan Raja Gajayana.

Sayang ketika saya berkunjung ke Candi Badut situasi sedang hujan parahnya penjaga candi tidak berada dilokasi, pintu pun terkunci sehingga saya hanya bisa melihat dari jauh tidak bisa melihat secara detail relief, patung dan lain-lain.

Jika dilihat dari jauh Candi Badut tidak terlalu besar, nampak jika Candi Badut ini atapnya sudah tidak ada bentuknya pun tidak diketahui seperti apa kemudian sisi sebelah timur saya lihat di ambang jendela palsu atau relung terdapat relief kalamakara dengan patung Durga yang kepalanya sudah tidak ada. Biasanya jika ada salah satu patung tersebut bisa disimpulkan bahwa ini merupakan Candi Syiwa. Hanya beberapa menit saya berada disana, kemudian saya melanjutkan lagi perjalanan menuju candi kedua yaitu Candi Kidal.


CANDI KIDAL
Jarak Candi Kidal dari Candi Badut sekitar 17 km dengan waktu tempuh sekitar 45-60 menit perjalanan normal, hujan pun turun cukup lebat namun beberapa kawasan saja. Akhirnya sampai juga di Candi Kidal, beruntung pagar nya tidak dikunci walaupun petugas penjanga candi tidak ada. Wangi dupa menyeruak di sekitar candi, suasana sepi tidak ada seorang pun pengunjung sehingga terkesan mistisnya.

Candi Kidal terletak di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, candi ini dapat dikatakan merupakan candi pemujaan. Candi Kidal dibangun pada 1248 M, setelah upacara pemakaman 'Cradha' untuk Raja Anusapati dari Kerajaan Singasari. Tujuan pembangunan candi ini adalah untuk mendarmakan Raja Anusapati, agar sang raja dapat mendapat kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa.


Dilihat bangunan candi seluruhnya terbuat dari batu andesit seperti kebanyakan candi-candi di Jawa Tengah dan 
D.I. Yogyakarta. Pertama kali melihat candi ini, saya terkesan dengan relief Kalamakara dengan mata yang melotot, mulut terbuka dan dua taring yang membengkok diatas ambang pintu. Disudut kiri dan kanan terdapat jari tangan dengan mudra (sikap) mengancam, sehingga kesan seram yang dimiliki oleh makhluk penjaga bangunan suci ini.


Di kiri dan kanan pintu terdapat relung kecil tempat meletakkan arca yang dilengkapi dengan bentuk 'atap' di atasnya. Di atas ambang relung-relung ini juga terdapat hiasan kalamakara. Atap Candi Kidal berbentuk persegi bersusun, makin ke atas makin mengecil.

Di kiri dan kanan pangkal tangga serta di setiap sudut yang menonjol ke luar terdapat patung binatang yang terlihat seperti singa dalam posisi duduk layaknya manusia dengan satu tangan terangkat ke atas. Patung-patung ini terlihat seperti sedang menyangga pelipit atas kaki candi yang menonjol keluar dari selasar. Di tiap sisi candi terdapat relief Garuda dengan berbagai sikap, mungkin ini menggambarkan cerita namun saya belum banyak mengetahuinya.

Saya cukupkan kunjungan ke Candi Kidal ini selanjutnya saya akan berkunjung ke Candi Jago yang berada di Tumpang, Kabupaten Malang.


CANDI JAGO
Candi yang berjarak sekitar 18 km dari Candi Kidal ini dapat ditempuh sekitar 20-30 menit, terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Pertama berkunjung kesini bau dupa menyeruak sama seperti kunjungan saya ke Candi Kidal. Candi Jago terkini masih beeupa reruntuhan yang sepertinya belum dipugar bangunan candi berbentuk persegi dimana atap hampir hilang sehingga saya tidak bisa mengetahui setinggi apakah bangunan ini, namun sepertinya bakal menjulang tinggi. Bangunan candi ini bertingkat 3 teras, semakin keatas terasnya semakin kecil. Ciri bangunan candi tersebut seperti punden berundak yang umumnya ditemui di bangunan zaman Megalitikum seperti di Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur yang pernah saya kunjungi. Ciri punden berundak tersebut umumnya digunakan untuk tempat pemujaan arwah leluhur. Dinding Candi Jago ketika saya mengelilinginya terdapat pahatan-pahatan atau hiasan  yang mungkin saja itu adalah suatu cerita namun saya belum banyak mengetahuinya.

Untuk naik ke teras yang lebih atas ada tangga yang cukup sempit dihiasi ukiran-ukiran yang sangat indah, yang menarik saya adalah sebuah tatakan arca yang menyerupai bunga teratai yang saya ketahui hal tersebut identik dengan ajaran Buddha sama seperti tatakan arca buddha (Stupa) yang berada di Candi Borobudur namun dari relief dan arca di Candi Jago ada pula yang mengandung ajaran Hindu seperti Arca Amoghapasa. Sehingga saya berkesimpulan jika Candi Jago ini berlatar aliran Syiwa Buddha. Kepala kalamakara dengan mata melotot dengan ke 4 taring yang membelok serta sikap tangan Mudra yang menyeramkan berada diluar candi, tidak hanya satu tapi ada 3 yang saya lihat. Adapula Patung yang saya tidak ketahui namanya namun jika saya baca di papan info yamg berada di Candi Jago adalah Arca Dewi Bhrkuti.

Seharusnya setelah ini saya berkunjung ke Candi Singasari namun dikarenakan hujan kami kehilangan banyak waktu sehingga untuk mengejar waktu ke Jawa Timur Park 3 di Batu, Malang maka saya batalkan untuk mengunjungi Candi Singosari dan Museum Singosari mungkin nanti suatu waktu saya berkunjung ke Malang atau Surabaya.

No comments:

Post a Comment