Wednesday 25 October 2017

Indonesian Railways Museum

Akhirnya waktu itu datang juga, saya bisa berkunjung ke Museum Kereta Api Indonesia di Ambarawa awalnya agak ragu menuju ke Ambarawa disamping perjalanan jauh tempat yang saya kunjungi pun cukup banyak dengan waktu yang hanya sehari selain itu juga saya tidak bisa menyewa motor di Semarang karena full booked padahal 3 hari sebelumnya saya pesan. Terpaksa memakai transportasi umum terutama Gojek yang saya andalkan untuk mobilitas tinggi apalagi ketika macet. 

Tiba di Stasiun Semarang Tawang sekitar jam 05:00 setelah sholat saya mencari Halte Trans Jateng saya berjalan keluar Stasiun ke arah timur sayangnya tidak ketemu, mungkin arah baratnya. Namun sudah tanggung saya ke timur dekat polder tawang saya pesan Gojek dari Stasiun menuju Terboyo, kata mas Gojeknya kalo mau ke Ambarawa mending lewat Banyumanik banyak bis kesana, memang sih direferensi google pun banyak yang ke Banyumanik. Atas saran mas gojeknya saya ngikut saja ke Banyumanik dengan tarif Rp 26.000 kalau pake google maps jarak dari Semarang Tawang ke Banyumanik sekitar 15 km dengan waktu tempuh 46 menit, karena berangkat masih pagi sekitar jam 05:29 beruntung tidak ada kemacetan mungkin sampai lebih cepat dari perkiraan. Setelah di Banyumanik saya diarahkan oleh mas gojek untuk naik bis 3/4 warna merah Semarang – Ambarawa kemudian saya minta diturunkan di Monumen Palagan Ambarawa dengan tarif hanya Rp 7000.00,- 
Jarak Banyumanik ke Monumen Palagan Ambarawa adalah 27 km waktu tempuh adalah 48 menit melewati Kab Semarang, Ungaran, Bawen kemudian Ambarawa ada beberapa lokasi kemacetan namun tidak terlalu parah, lalu lintas padat karena masuk sekolah dan kerja. Dalam perjalanan pun saya melewati Pagoda Avalokitesvara salah satu list objek wisata yang saya kunjungi sayang karena efisiensi waktu saya urung kesini. Kemudian ketika melewati PT Apac Inti Corpora Bawen saya teringat teman-teman kerjaan yang memang pernah bekerja sama ketika saya bekerja di DMT perusahaan join dengan APAC Inti entah sekarang mereka kemana, semoga mereka sehat selalu. Setelah sampai di Monumen Palagan Ambarawa saya turun belok kiri sedikit lalu kita berjalan sekitar 550 meter atau naik angkot pun ada tapi saya lebih baik jalan saya duduk terus dari kereta sampai naik bis rasanya pegal. 


Cerah sekali cuacanya, museum belum dibuka

Sekitar 10 menit saya jalan akhirnya saya sampai di Pintu Masuk Museum Kereta Api Indonesia jam 07:29 saya tiba di museum menurut google map timeline. Masih 30 menit lagi Museum nya buka kebetulan di sebelah kiri dari museum adalah Dipo Lokomotif saya pun berbincang dengan warga yang memang sering sekali ke Dipo Lokomotif Ambarawa sekedar duduk-duduk dan berbincang


Dipo Lokomotif si Mbah

Tidak lupa saya pun minta izin untuk mengambil photo lokomotifnya, alhamdulillah satpamnya bertugas welcome sekali. Dipo lokomotif yang tua ini masih bisa dihidupkan dan dipakai untuk kegiatan wisata.


Lokomotif B5112 buatan Hanomag, German adalah salah satu lokomotif yang dipakai untuk menarik KA Wisata. Lokomotif B5112 menjadi salah satu koleksi Museum Kereta Api Ambarawa yang tersimpan dan sudah lama tidak beroperasi. Tanggal 1 Januari 2013 dihidupkan kembali secara resmi dan diujicobakan secara resmi pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) Reaktivasi Jalur kereta api Kedungjati – Tutang bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dengan aktifnya Lokomotif B5112 maka bertambah satu armada lokomotif uap menjadi 3 unit setelah sebelumnya B2502 dan B2503.(HumasKA)


Bokong B2502

Kemudian disebelah kanan dari B5112 ada lokomotif B2502 buatan pabrik Esslingen German mulai dioperasikan pada tahun 1902 sudah 115 tahun 👏 sudah tua sekali si mbah. Perusahaan kereta api NIS (Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij) membeli 5 unit lokomotif uap B25 untuk melayani angkutan militer dan untuk melalui rel bergerigi yang ada di rute Ambarawa – Secang dan rel bergerigi rute Jambu-Bedono-Gemawang sepanjang hampir 6,5 km, ya keunikan lokomotif ini memiliki roda gigi yang berfungsi mengait rel bergerigi yang ada dibawahnya, agar kereta api bisa menanjak.


Ini kereta penumpang yang saya kurang jelas dari mana namun menurut petugas disana kereta penumpang ini dindingnya memakai kayu jati kemudian bisa disewa untuk berwisata, meeting dan didalamnya ada berbagai sarana hiburan. 

Tepat jam 08:00 pintu masuk Museum Kereta Api Ambarawa dibuka beberapa pengunjung sudah mulai berdatangan ke pintu masuk.


Dihalaman pintu masuk museum


Tiket Masuk Museum Kereta Api Ambarawa adalah Rp 10.000.00,-

Penumpang juga bisa berwisata menaiki kereta api wisata ada dua pilihan yaitu reguler dan sewa. Untuk yang reguler menggunakan kereta diesel wisata reguler ini tersedia di akhir pekan Sabtu dan Minggu serta Hari Libur Nasional, wisatawan tinggal datang ke museum kemudian membeli tiket lalu menikmati perjalanan. Wisata kereta reguler menggunakan lokomotif diesel dengan menarik dua kereta dengan kapasitas 40 penumpang per kereta. Sehari wisata reguler ini sebanyak 3 kali perjalanan jam 10:00 kemudian jam 12:00 terakhir jam 14:00 melayani wisata Ambarawa – Tutang yang kondisi rute masih landai dengan lama perjalanan sekitar satu jam dengan harga tiket Rp 50.000.00,- sayang ketika saya bertanya ke petugas tiketing wisata reguler hanya ada jam 14:00 sayang saya tidak bisa mengikutinya karena keterbatasan waktu. Namun jika ada yang berminat naik kereta wisata reguler ini disarankan untuk membeli tiket jauh sebelum keberangkatan karena terbatasnya jumlah penumpang.

Untuk yang kedua adalah dengan cara sewa, biasanya untuk keluarga besar, grup atau gathering dll. Kita bisa memilih menggunakan kereta uap atau diesel dengan rute Ambarawa – Bedono dengan rute yang berbukit atau Ambarawa – Tutang dengan pemandangan disekitar Rawa Pening seperti halnya paket reguler. Jika memilih Ambarawa – Tutang bisa memilih Lokomotif Diesel atau Lokomotif Kereta Uap namun jika memilih rute Ambarawa – Bedono harus memakai kereta uap bergerigi karena rute yang menanjak. Tarifnya? Yang jelas puluhan juta 😅 

Ya sudah intermezonya kita masuk ke Museum Kereta Api yaitu Stasiun Ambarawa atau Stasiun Willem I



Ini lah main hall dari Stasiun Willem I yang sekarang disebut Stasiun Ambarawa (ABR) 

Museum Kereta Api Indonesia awalnya adalah sebuah stasiun yang bernama Stasiun Willem I, stasiun yang dibangun oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang diresmikam pada tanggal 21 Mei 1873 bersamaan pembukaan lintas Kedungjati – Ambarawa. Tahun 1907, bangunan Stasiun Ambarawa direnovasi dengan mengganti material semula berupa kayu dan bambu menjadi batu bata.

Pada awal pengoperasiannya, Stasiun Willem I digunakan sebagai sarana pengangkutan komoditas ekspor dan transportasi militer disekitar Jawa Tengah. Setelah itu dinon-aktifkan tahun 1976. Stasiun Ambarawa dicanangkan sebagai Museum Kereta Api oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, Supardjo Rustam.

Indonesia Railway Museum sebagai museum kereta api terbesar di Asia Tenggara menampilkan koleksi perkeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan RI yang meliputi sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi. Beberapa koleksi sarana perkeretaapian heritage seperti 26 lokomotif uap, 4 lokomotif diesel, 5 kereta dan 6 gerbong dari berbagai daerah.



I'am Ambarawa


Bangunan Stasiun sekarang didalamnya berbagai koleksi museum tersimpan.


Bangunannya masih terawat dengan baik


Loket pembelian tiket pada masanya 


Masuk kedalam ruangan ada koleksi karcis kereta api dan pemberi tanggal


Buku peraturan kereta api dan mesin ketik 


Genta PJL atau Genta Petugas Jaga Lintas merupakan alat bantu komunikasi yang mengirimkan berita terkait perjalanan kereta api. Lonceng digunakan untuk memberitahu PJL agar waspada karena ada kereta api lewat. 


Sinyal Alkmaar


Meja putar atau turn table


C2001


F1002


Si mbah ada yang sewa sayang saya cuma liat doang 😒


Kereta Inspeksi Madura 

Masih banyak koleksi-koleksi yang ada di Museum Kereta Api Ambarawa ini hanya sedikit dari koleksi yang saya ambil fotonya. Waktu 90 menit untuk mengeksplore seluruh bagian dari Museum Kereta Api Ambarawa memang dirasa sebentar namun karena masih banyak tempat yang harus saya kunjungi maka saya akhiri. 

Setelah bernostalgia dengan kereta di Museum Kereta Api Ambarawa saya akan mengunjungi tempat kedua yaitu Museum Palagan Ambarawa akan dibahas pada postingan selanjutnya.

Salam Railfans!

No comments:

Post a Comment