Friday 27 October 2017

Sam Poo Kong

Destinasi ke 4 setelah Museum Kereta Api Ambarawa, Monumen Palagan Ambarawa dan Museum Ranggawarsita adalah Kelenteng Sam Poo Kong berjarak sekitar km dari Museum Ranggawarsita kembali saya memakai gojek ke tujuan. Tidak begitu lama perjalanan saya tiba di Kelenteng Sam Poo Kong tiket masuk ke lokasi Rp 8.000.00,-  


Tiket Masuk Kelenteng Sam Poo Kong

Suasana Kompleks Kelenteng Sam Poo Kong cukup ramai apalagi weekend cuaca sangat terik sekali kulit seperti terbakar. Di setiap weekend Kelenteng Sam Poo Kong sering mengadakan bazaar dari makanan dan minuman halal, pakaian sampai pertunjukan Barongsai


Pintu Utama menuju Kompleks Kelenteng

SEJARAH SINGKAT
Klenteng Sam Po Kong selain merupakan tempat ibadah dan ziarah juga merupakan tempat wisata yang menarik untuk di kunjungi. Tempat ini dikenal juga dengan sebutan Gedong Batu. Ada yang mengatakan nama ini dipakai karena asal mula tempat ini adalah sebuah gua batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Tempat ini bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an".
Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Di gua batu tersebut diletakkan sebuah altar serta patung-patung Sam Poo Tay Djien (Laksamana Zheng He) yang diperuntukan sebagai tempat bersembahyang atau tempat berziarah. Pada tahun 1416 saat Laksamana Zheng He  sedang berlayar melewati Laut Jawa ada seorang awak kapalnya Wang Jing Hong yang mendadak sakit keras Zheng He memerintahkan agar membuang Sauh di Pantai Simongan Desa Mangkang di Semarang Barat, diperkirakan pernah menjadi tempat memperbaiki kapal armada Zheng He, oleh karena itu disebut Mangkang (yang konon berasal dari dialek hokkian 'wakeng' yang berarti perahu besar) Gedung Utama Kelenteng Sam Poo Kong yang tampak sekarang ini dibangun tahun 2002 dan selesai pada tahun 2005. Pada waktu itu Pembina yayasan adalah Alm. Bp. Ir Priambudi Setiakusuma yang menjalankan misi pembangunan.
Didalam kompleks tempat ibadah kelenteng Sam Poo Kong terdapat beberapa tempat pemujaan yang masing-masing mempunyai arti tersendiri 
1. Tempat pemujaan kelenteng Besar Tempat utama 

kelenteng Sam Poo Kong merupakan pusat dari seluruh kegiatan di kompleks

2. Tempat pemujaan Dewa Bumi
Disini para umat mengucapkan terimakasih dan bersyukur kepada Dewa Bumi yang telah memberikan tanah yang subur, panen yang melimpah dan kekayaan alam yang beraneka ragam.


3. Tempat Pemujaan Makam Kyai Juru Mudi
Menurut cerita Wang Jing Hong merupakan juru mudi dalam pelayaran Armada Zheng He ketika tiba dipantai utara Jawa, Wang Jing Hong mendadak sakit keras dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Untuk menghormati Laksamana Zheng He, Wang Jing Hong mendirikan patung di gua tadi. Wang Jing Hong meninggal pada usia 87 tahun dan dimakamkan disamping Gua Sam Poo Kong. Makam tersebut dikenal dengan sebutan "Makam Kyai Juru Mudi"


4. Tempat Pemujaan Mbah Kyai Jangkar
Jangkar besar ini merupakan lambang yang mewakili kapal armana Zheng He dan digunakan sebagai alat konsentrasi dalam sembahyang atau semedi 

5. Pohon Rantai

Dalam kelenteng juga terdapat pohon unik yang batangnya menyerupai rantai atau kepang rambut.  Konon, batang pohon yang berbentuk rantai ini digunakan sebagai tambang kapal jika dalam keadaan darurat. 

6. Relief
Relief ini menceritakan sejarah perjalanan Laksamana Zheng He terdiri dari 10 Diorama yang saling bersambung.


Laksamana Zheng He


Autobiografi singkat Laksamana Zheng He di bawah Patung

Lantas Siapa itu Laksamana Zheng He / Cheng Ho adalah seorang pelaut dan penjelajah Tiongkok terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 sampai 1433. Laksamana Zheng He adalah seorang Kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle yang berkuasa tahun 1403-1424 kaisar ke-3 dari Dinasti Ming. Nama asli dari Zheng He adalah Ma He dikenal dengan sebutan Ma Sanbao berasal dari Provinsi Yunnan bersuku hui yang secara fisik mirip dengan Suku Han, namun beragama Islam. Setidaknya ada 7 pelayaran dalam kurun waktu 1405-1433 yang dipimpin oleh Laksamana Zheng He. Armada yang dibawa Zheng He terdiri dari 27.000 anak buah kapal dan 307 armada kapal laut terdiri kapal yang besar dan kecil, yang bertiang layar toga hingga bertiang sembilan buah. Selama berlayar mereka membawa perbekalan yang beragam termasuk binatang ternak, bambu dan kain sutera. Zheng He adalah penjelajah dengan armanda kapal terbanyak sepanjang sejarah dunia yang pernah tercatat. Juga memiliki kapal kayu terbesar dan terpanjang sepanjang masa hingga saat ini. Jejak Zheng He di Indonesia diantaranya mengunjungi Samudera Pasai dan memberikan lonceng raksasa "Cakra Donya" kepada Sultan Aceh, kemudian berlabuh di Muara Jati (Cirebon) dan menghadiahi cenderamata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon salah satunya sebuah piring yang bertuliskan Ayat Kursi yang masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon, termasuk dikelenteng Sam Poo Kong (Gedung Batu)

Gallery Photo 

Gazebo untuk para pengunjung

Kunjungan saya ke Kelenteng Sam Poo Kong sekitar 45 menit kemudian menuju destinasi berikutnya yaitu Museum Satria Mandala seperti biasa dengan menggunakan gojek memecah kemacetan disekitar kelenteng. Sesampainya di Museum Satria Mandala ternyata tutup saya pikir tutup karena memang sedang Istirahat namun setwlah ditunggu sampai 30 menit bahkan lebih dari jam istirahat Museum tidak kunjung dibuka hanya ada Bus Wisata saja yang sedang menurunkan penumpang didepan museum. Lelah menunggu akhirnya saya melanjutkan perjalanan menuju Imam Bonjol Hostel saja untuk Check-in beristirahat sejenak. Dari Museum Satria Mandala ke Hostel hanya sekitar 550 meter jadi saya jalan kaki saja tanggung juga kalo mau pake gojek. Lokasi Hostel yang berada di Jl. Imam Bonjol ternyata berada di lantai 2 dan 3 untuk lantai satu dipakai minimarket, setelah verifikasi data aya dapat kamar no 305 cukup nyaman saya pikir tempat tidur, selimut dan handuk serta AC dan meja dan shared bathroom.

2 comments: