Wednesday 8 November 2017

Bandung Air Show 2017

Bandung Air Show kembali digelar pada 9-12 November 2017 ini adalah event yang ke-4 diawali tahun 2010, 2012, 2015 dan sekarang 2017. Saya pribadi, ini adalah kali ketiga saya berkunjung ke event ini. Di hari terakhir 12 November 2017 saya berkunjung sangat penuh ketika akan membeli tiket masuk Bandung Air Show 2017 antrian mengular di beberapa tiket box yang disediakan panitia. Harga Tiket masuk Bandung Air Show Rp 20.000,- untuk umum dewasa.


Tiket Masuk Bandung Air Show 2012


Tiket Masuk Bandung Air Show 2015


Tiket Masuk Bandung Air Show 2017

Yang saya tunggu tentu saja aksi pertunjukan akrobatik Bandung Air Show 2017, ketika menunggu antrian membeli tiket masuk, sedang berlangsung air terjun kemudian ada pertunjukan Tim Dynamic Pegasus yang menggunakan lima Heli Colibri 120 dari skuadron udara 7 Lanud Kalijati Subang




Sekitar 30 menit penampilan Dynamic Pegasus sangat memukau penonton

Tidak hanya aerobatic show ada juga static show yang menampilkan pesawat dan helikopter 






Berbagai macam pesawat yang ada di Bandung Air Show 2017


Ada N 250 tepat dibackstage "Krincingwesi"


Prototype ke 2 dari Proyek N 250


Aerobatic dengan pesawat bermesin satu, walaupun cuaca sangat terik tidak mengurangi antusias para penonton di Bandung Air Show 2017. Sayang saya tidak beruntung tidak bisa menyaksikan akrobatik dari tiga pesawat Super Tucano dari Skuadron 21 Lanud Abdurahman Saleh Malang. Karena dipagi hari sudah meninggalkan Bandara Husein Sastranegara, Bandung


Ada penampilan paramotor juga

Di Bandung Air Show 2017 pula ada stand pameran di Hanggar 1 dan Hanggar 2 yang berisi simulasi terbang N 219 kemudian dari PT Pindad, Sekolah Penerbangan, Diving, wahana 6D, kemudian prototype roket dari Pindad DISLITBANGAU dll. 


Disepanjang hanggar banyak terdapat stand makanan sehingga tidak perlu khawatir kelaperan.



Sesekali melihat pesawat komersi yang take off maupun landing


Apron Bandara Husein Sastranegara 

Di depan sebelum pintu masuk Bandung Air Show 2017 terdapat biografi dari Husein Sastranegara.

Komodor Muda Udara Husein Sastranegara dilahirkan di Majalaja, Cianjur pada tanggal 20 Januari 1919 Ibunya bernama Lasminingrum dan Ayahnya bernama Rd. Ishak Sastranegara yang saat itu menjabat sebagai Patih Tasikmalaja. Husein Sastranegara menempuh beberapa pendidikan semasa hidupnya yaitu Europeesche Lagere School (ELS) adalah Sekolah Dasar pada zaman kolonial Hindia Belanda di Indonesia. ELS menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajarnya. ELS atau Sekolah Rendah Eropa tersebut diperuntukkan bagi keturunan peranakan Eropa, keturunan timur asing atau pribumi dari tokoh terkemuka.ELS yang pertama didirikan pada tahun 1817 dengan masa sekolah 7 tahun. Husein kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di Middelbare School dan HBS (Hogere Burgerschool) yang terletak di Jakarta.

Husein mendapatkan brevet penerbangannya yaitu klein Militair Brevet di Sekolah Luchtvaart Afdeling, Kalijati. Sebelum memasuki Militaire Luctvaart School atau Luctvaart Afdeling di Kalijati. Husein sempat mengenyam pendisikan si THS (Technische Hoogeschool/ITB) Bandung, namun tidak sampai Tamat. Rencana Husein untuk melanjutkan studi ke Sekolah Penerbangan Darurat di Bandung gagal karena hanya mendapat Klien Militair Brevet yang tidak memenuhi syarat masuk sekolah tersebut. Akibatnya Husein memasuki sekolah Polisi yang terletak di Sukabumi

KARIR
Setelah menyelesaikan pendidikan kepolisian, Husein memulai karir militernya dimulai di bidang kepolisian, sampai akhirnya memegang jabatan Kepala Polisi di Pelabuhan Ratu pada tahun 1945
Sebelum berkarir di BKR (Bandan Keamanan Rakyat) Bandung, Husein sempat menjabat sebagai salah satu komandan di BKR daerah Bogor. Pada bulan September - Oktober 1945 Husein dipanggil oleh S. Suryadarma sebagai pimpinan BKR untuk ditugaskan mengurusi lapangan udara andir. Kemudian Husein Hijrah ke Ibukota perjuangan Yogyakarta dan menggabungkan diri kedalam TKR (Tentara Keamana Rakyat) bagian penerbangan. Disana Husein termasul siswa Sekolah Penerbang generasi pertama. Setelah lulus Husein langsung menjabat sebagai Instruktur Sekolah Penerbangan merangkap sebagai Perwira Operasi
Sejarah terbang Husein Sastranegara dimulai pada pertengahan tahun 1946, Husein melakukan beberapa penerbangan selama di Yogyakarta.

21-26 Mei 1946
Husein melakukan percobaan dengan mengadakan penerbangan formasi dari Yogyakarta ke Serang.

10 Juni 1946
Dalam rangka peresmian Lapangan Terbang Tasikmalaya, Husein melakukan penerbangan formasi 5 pesawat Cureng dari Yogyakarta ke Cibeureum, Tasikmalaya

23 Juli 1946
Penerbangan dilakukan lebih jauh yaitu dari Yogyakarta menuju Gorda, Banten.

23 September 1946
Penerbangan dilakukan dalam rangka upacara pemakaman Tarsono Rudjito di Salatiga. Penerbanga dilakukan dari Maguwo ke Masopati menggunakan pesawat Pembom Diponegoro I

26 September 1946
Penerbangan dalam rangka tugas untuk melakukan test flight dengan menggunakan Pesawat Cukiu diatas langit Kota Yogyakarta.Namun Pesawat Cukiu yang diterbangkan Husein mengalami kerusakan hingga jatuh terbakar di atas Gowongan, Yogyakarta yang mengakibatkan tewasnya Husein beserta juru teknik Rukidi.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasa almarhum, pangkatnya dinaikkan menjadi Komodor Muda Udara (Sederajat dengan Kolonel Udara). Kemudian namanya diabadikan sebagai nama Pangkalan Udara Husein Sastranegara mulai 17 Agustus 1952 menggantikan Lapangan Udara Andir, Bandung

No comments:

Post a Comment