Thursday 2 November 2017

Museum Sonobudoyo

Setelah hari Sabtu menghabiskan waktu untuk berwisata di Semarang, dihari minggu saya berangkat menuju Yogyakarta. Dengan naik travel Joglosemar dari Semarang di Pool SPBU Akpol menuju Pool Town Office Yogyakarta di Jl. Magelang Km 7. Rute yang dilewati adalah Kab Semarang, Ungaran, Ambarawa, Temanggung, Magelang menempuh jarak 110 km dengan waktu tempuh hampir 4 Jam. Jalanan macet terutama akan memasuki Yogyakarta dimana ada pawai budaya merayakan Hari Santri Nasional 2017. Singkat cerita saya tiba di Yogyakarta sekitar jam 10:55 melanjutkan perjalanan menuju Museum Sonobudoyo menggunakan gojek dengan jarak 13 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit saya tiba di Museun Sonobudoyo tepat Adzan Dzuhur. Pintu masuk Museum Sonobudoyo berada di sebelah Selatan tepat berhadapan dengan Alun-alun Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.


Dengan membeli tiket seharga Rp 3.000.00,- kita sudah bia menikmati suasana Museum Sonobudoyo, cukup banyak juga pengunjung dari museum ini baik wisatawan lokal maupun wisatawan luar negeri.



SEJARAH SINGKAT 

Museum Sonobudoyo dulu adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Yayasan ini berdiri di Surakarta pada tahun 1919 bernama Java Institut. Dalam keputusan Kongres tahun 1924 Java Institut akan mendirikan sebuah museum di Yogyakarta. Pada tahun 1929 pengumpulan data kebudayaan dari daerah Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Panitia Perencana Pendirian Museum dibentuk pada tahun 1931 dengan anggota antara lain: Ir.Th. Karsten P.H.W. Sitsen, Koeperberg.
Bangunan museum menggunakan tanah bekas "Shouten" tanah hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan ditandai dengan sengkalan candrasengkala "Buta ngrasa estining lata" yaitu tahun 1865 Jawa atau tahun 1934 M. Sedangkan peresmian dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana VIII pada hari Rabu wage pada tanggal 9 Ruwah 1866 Jawa dengan ditandai candra sengkala "Kayu Winayang Ing Brahmana Budha" yang berarti tahun Jawa atau tepatnya tanggal 6  November 1935 tahun M. Pada masa pendudukan Jepang Museum Sonobudoyo dikelola oleh Bupati Paniradyapati Wiyata Praja (Kantor Sosial bagian pengajaran). Di zaman Kemerdekaan kemudian dikelola oleh Bupati Utorodyopati Budaya Prawito yaitu jajaran pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selanjutnya pada akhir tahun 1974 Museum Sonobudoyo diserahkan ke Pemerintah Pusat / Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan secara langsung bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal dengan berlakunya Undang-undang No. 22 tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Otonomi Daerah. Museum Sonobudoyo mulai Januari 2001 bergabung pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi DIY diusulkan menjadi UPTD Perda No. 7 / Th. 2002 Tgl. 3 Agustus 2002 tentang pembentukan dan organisasi UPTD pada Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan SK Gubernur No. 161 / Th. 2002 Tgl. 4 Nopember tentang TU – Poksi.

Museum Negeri Sonobudoyo ini tersimpan 10 Jenis Koleksi, jenis koleksi geologika, biologi, ethnografika, arkeologi, numismatika/ heraldika, historika, filologika, keramologika. Senirupa dan teknologika

Koleksi yang dipamerkan pada ruang Pameran tetap di Museum Negeri Sonobudoyo unit I sebanyak 1.184 buah, Koleksi yang dipamerkan pada ruang Pameran tetap di Museum Negeri Sonobudoyo Unit II sebanyak 810 buah


Logo Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat


Salah satu ruang pamer yang ada di Museum Sonobudoyo


Gallery foto-foto sebagian kecil koleksi dari Museum Sonobudoyo













Tidak terlalu lama saya berada di Museum Sonobudoyo ada beberapa tempat lagi uang harus saya kunjungi setelah ini antara lain Candi Kalasan, Candi Plaosan dan Candi Ijo.

Sumber : 
Website museum sonobudoyo 
Photo dokumen pribadi

No comments:

Post a Comment