Wednesday 4 April 2018

Candi Penataran

Dengan menggunakan Grab Bike kurang lebih sekitar 30 menit dari Stasiun Blitar tiba saya di Candi Penataran, candi ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, sekitar 12 km ke arah utara dari Kota Blitar, tepatnya di Desa Penataran, Kecamatan Ngleggok, Kabupaten Blitar. Candi ini tidak satu namun sekumpulan bangunan yang berjajar dari barat-laut ke timur kemudian berlanjut ke tenggara, menempati lahan seluas 12.946 m2. Suasana jalanan menuju halaman Candi Penataran sepi pedagang belum pada buka, apa saya terlalu pagi ya? Padahal sudah jam 09:00 juga. Ketika masuk Candi Penataran memang sepi belum ada pengunjung, petugas kebersihan pun sedang menyapu disekitar kompleks Candi Penataran.

Kompleks Candi Penataran pertama kali dilaporkan oleh Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya yang berjudul History of Java dimana pada tahun 1815 Dr. Horsfield menemukan reruntuhan Candi Hindu di Penataran. Jika dilihat dari sisa-siasa struktur dan artefak yang ada di lingkungan komplek candi diketahui bahwa kompleks candi ini terdiri dari beberapa bangunan namun pendiriannya tidak dilakukan secara bersama namun dilakukan bertahap dalam kurun waktu yang cukup panjang melewati beberapa masa pemerintahan kerajaan. Diperkirakan kompleks candi ini dibangun mulai abad ke 12 M sampai abad ke 15 M. Dengan demikian Kompleks Candi Penataran telah dibangun pada masa Pemerintahan Kerajaan Kediri kemudian dilanjutkan pada masa Pemerintahan Kerajaan Singasari dan berakhir pada masa Pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Kompleks Candi Penataran ini memiliki fungsi sebagai tempat pemujaan hal ini didasarkan oleh isi dari Prasasti Palah yang menyatakan bahwa Raja Srengga (Salah seorang Raja dari Kerajaan Kediri) sering mengadakan pemujaan ditempat ini, hal ini juga didukung keterangan dari kitab Negarakertagama yang menyebutkan bahwa bangunan suci Palah (Penataran). Diceritakan bahwa Raja Hayam Wuruk (1350 - 1389 M) dari Kerajaan Majapahit sering mengunjungi Palah untuk memuja Hyang Acalapati, atau yang dikenal sebagai Girindra (berarti raja gunung) dalam kepercayaan Syiwa. Oleh karena itu, jelas bahwa Candi Palah sengaja dibangun di kawasan dengan latar belakang Gunung Kelud, karena memang dimaksudkan sebagai tempat untuk memuja gunung. Pemujaan terhadap Gunung Kelud bertujuan untuk menangkal bahaya dan menghindarkan diri dari petaka yang dapat ditimbulkan oleh gunung tersebut.

Halaman Pertama



Dari pintu masuk terdapat tangga turun ke pelataran. Di pelataran tersebut terdapat dua buah arca raksasa penjaga pintu (Dwarapala), Pada tatakan arca tertera tulisan tahun 1242 Saka (1320 M). setelah dari pelataran saya kembali naik melalui tangga dan menuju kantor pihak pengelola untuk meminta izin sekaligus menulis buku tamu, tidak ada pungutan di Candi Penataran ini, hanya jika kita akan memberi sumbangan untuk kebersihan candi seikhlasnya.



Disebelah kiri atau sisi barat laut dari Arca Dwarapala terdapat batu besar yang biasa disebut Bale Agung (Seperti Panggung) berbahan batu andesit, berdenah empat persegi panjang dengan ukuran 39 m x 16,5 m dan tinggi 1,5 m yang membujur dari Utara ke Selatan. Dibagian tengah sudut Selatan Bale Agung terdapat lantai/batur rendah terbuat dari batu andesit, berdenah persegi dengan ukuran 8 m x 8 m, dibagian ataanya terdapat umpak/menara. Di belakang lantai/batur rendah ini terdapat batur pendopo (seperti panggung) dengan denah empat persegi berukuran 28 m x 10 m dan tinggi 1,5 m, membujur dari Utara ke Selatan.
Disebelah Selatan Batur Pendopo terdapat jalan setapak yang menghubungkan halaman satu dengan halaman dua. Diseberang jalan setapak ada 3 miniatur Candi dari bahan Batu Andesit berukuran 1 m x 1 m. Dibelakang Batur Pendopo ada sebuah lantai/batur rendah berukuran 5 m x 5 m berdenah empat persegi dan berbahan batu andesit. Diatas lantai/batur rendah terdapat umpak-umpak.


Dibelakang sudut selatan lantai/batur rendah (Panggung) terdapat Candi Angka Tahun. Disebut Candi Angka Tahun karena bangunan candi diatas ambang pintu masuknya jelas terpahat angka tahun 1291 Saka atau 1369 Masehi ini berdenah segi empat, berbahan batu andesit dan berukuran 6,5 m x 5 m dengan tinggi 9,5 m.


Sebagian orang menyebutnya Candi Ganesha, karena didalam bilik candi terdapat arca Ganesha (Dewa berkepala Gajah). Bentuk Candi Angka Tahun ini sangat dikenal masyarakat, sehingga seakan-akan mewakili dari seluruh Candi Penataran.

disebelah Utara Candi Angka tahun terdapat lantai/batur rendah dengan denah segi empat berukuran 7,5 m x 4,5 m

Halaman kedua
Menurut temuan dilapangan dahulu halaman satu dan halaman dua dihubungkan dengan sebuah gapura yang terletak disebelah Selatan Candi Angka Tahun. Halaman dua ini dulunya dibagi dua oleh tembok yang membujur arah Timur Barat. Diruang sebelah utara, tepatnya sudut Utara gapura halaman dua terdapat sebuah batur dengan denah segi empat berbahan batu andesit dengan ukuran 13 m x 4 m membujur kearah Utara-Selatan.


Dibelakang batur ini terdapat Candi Naga , candi ini disebut Candi Naga karena disekeliling tubuhnya dililit oleh pahatan berwujud naga. dengan denah segi empat berbahan batu andesit dan berukuran 9 m x 6,5 m dengan tinggi 4,5 m
Disebelah Utara Candi Naga terdapat sebuah batur berbahan andesit dengan denah persegi berukuran 2 m x 2 m. Diutaranya masih terdapat sebuah batur lagi yang sama, tetapi pada sisi selatan denah menonjol keluar dengan ukuran 4 m x 4 m. Dibawahnya terdapat lapik arca dan sebuah arca yang belum selesai.
Di Selatan Candi Naga terdapat sebuah lantai/batur rendah berdenah persegi dan berbahan batu andesit dan berukuran 3 m x 3 m. Disebelah selatan lantai ini terdapat jalan setapak yang menghubungkan halaman dua dan halaman tiga.
Disebelah Selatan jalan setapak terdapat pula lantai/batur rendah berdenah persegi yang berukuran 3 m x 3 m dan berbahan batu andesit.

Halaman tiga



Disebelah kanan gapura terdapat tiga bangunan kecil dengan sebuah lantai berdenah segi empat berukuran 10 m x 3 m disisi kirinya membujur arah Utara-Selatan.
Ditengah halaman belakang terdapat Candi Induk dengan denah segi empat berbahan batu andesit yang berukuran 32,5 m x 29,5 m dengan tinggi 7,2 m membujur arah Barat-Timur.
Disamping candi induk ada sebuah susunan percobaan berdenah segi empat berukuran 10 m x 9 m. Dibelakang susunan percobaan terdapat Candi Perwara I berbahan batu andesit, berukuran 2,5 m x 2 m. Dibelakangnya terdapat Candi Perwara II dengan bahan yang sama dengan Candi Perwara I berukuran 3,5 m x 3 m. Masih ada dua Candi Perwara lainnya yang berdenah segi empat dengan ukuran 3 m x 3 m dan 4 m x 2,5 m.
Disudut belakang sisi Selatan diluar halaman tiga merupakan jalan setapak menuju kolam petirtaan terdapat menara sudut dengan denah persegi berukuran 1,5 m x 1,5 m. Kolam petirtaan berbahan batu bata berdenah segi empat dengan ukuran 6 m x 3 m dan kedalaman 2,5 m.


Sumber: Papan informasi di Candi Penataran

No comments:

Post a Comment