Tuesday 1 May 2018

Pusat Informasi Majapahit


Dari Gapura Bajang Ratu saya menggunakan Go Jek untuk menuju ke Pusat Informasi Majapahit sekitar 2.7 km jarak yang ditempuh hanya 10 menit. Sampai di lokasi banyak pengunjung datang terutama anak-anak yang sedang melakukan study tour saya pun berkunjung dengan mengisi buku tamu tanpa dipungut bayaran alias gratis sampai didalam koleksi mengenai Kerajaan Majapahit tersaji sayang saya tidak bisa mengabadikan karena ada aturan dilarang memotret walaupun begitu saya sedikit mencuri momen untuk foto walaupun memakai kamera telepon genggam.


Sejarah Berdirinya Pusat Informasi Majapahit

Pada tanggal 24 April 1924, R.A.A. Kromodjojo Adinegoro, salah seorang Bupati Mojokerto bekerja sama dengan Ir. Henri Maclaine Pont, seorang arsitek Belanda mendirikan Oudheidkundige Vereeniging Majapahit (OVM) adalah suatu perkumpulan yang bertujuan untuk meneliti peninggalan-peninggalan Majapahit. OVM menempati sebuah rumah di Situs Trowulan yang terletak di jalan raya jurusan Mojokerto-Jombang Km 13 untuk menyimpan artefak-artefak yang diperoleh baik melalui penggalian arkeologis, survei maupun penemuan secara tak sengaja. Mengingat banyaknya artefak yang layak untuk dipamerkan maka direncanakan untuk membangun sebuah museum yang terealisasi pada tahun 1926 dan dikenal dengan nama Museum Trowulan.

Pada tahun 1942, museum ditutup untuk umum karena Henri Maclaine Pont ditawan oleh Jepang. Sejak itu museum berpindah-pindah tangan dan yang terakhir dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur. Tugas kantor tersebut tidak hanya melaksanakan perlindungan terhadap benda cagar budaya peninggalan Kerajaan Majapahit saja, tetapi seluruh peninggalan kuno di Jawa Timur. Oleh karena itu koleksinya semakin bertambah banyak. Untuk mengatasi hal tersebut museum dipindahkan ke tempat yang lebih luas, berjarak sekitar 2 kilometer dari tempat semula namun masih di Situs Trowulan. Museum baru tersebut sesuai dengan struktur organisasinya disebut sebagai Balai Penyelamatan Arca, namun masyarakat umum tetap mengenalnya sebagai Museum Trowulan.
Pada tahun 1999 koleksi prasasti peninggalan R.A.A. Kromodjojo Adinegoro dipindahkan dari Gedung Arca Mojokerto ke Museum Trowulan, sehingga koleksi Museum Trowulan semakin lengkap.


Koleksi di Pusat Informasi Majapahit yang diipamerkan antara lain : Koleksi tanah liat (terakota)
Koleksi ini mencakup terakota manusia (figurin), alat-alat produksi, alat-alat rumah tangga, dan arsitektur. Kemudian koleksi keramik seperti guci, teko, piring, mangkok, sendok, dan vas bunga berasal dari Negara Cina, Thailand, dan Vietnam. Dan Koleksi logam antara lain uang kuno, alat-alat seperti bokor, pedupaan, lampu, guci, cermin, genta, dan alat musik. Yang paling banyak menurut saya adalah koleksi berbahan batu seperti koleksi miniatur dan komponen candi, koleksi arca, koleksi relief, dan koleksi prasasti. Selain itu juga terdapat koleksi lain yang berbahan batu yaitu alat-alat dan fosil binatang. Koleksi berbahan batu tersebar dari dalam bangunan hingga ke halaman-halaman yang berada di dibelakang bangunan utama


Selain itu disebelan kiri dari bangunan Pusat Informasi Majapahit terdapat Situs Pemukiman, situs ini memperlihatkan sisa bangunan pemukiman yang sangat menarik. Bangunan yang terbuat dari bahan batu bata ini berada di ketinggian 41,49 meter diatas permukaan laut.



Denah bangunan segi empat berukuran 5,2 m dan lebar 2,15 m. Kapasitas ruang ini relatif sempit bila dijadikan tempat tinggal, paling banyak ditempati 2-3 orang seperti dari 3 undakan, menempel disisi utara batur. Bangunan ini mempunyai halaman disisi utara dan timur, halaman-halaman ini posisinua lebih rendah 50 cm dari batur bangunan. Halaman utara diperkeras dengan susunan batu kerakal (andesit kecil bulat) yang dalam keluasan tertentu di bingkai segi empat dengan bata-bata diletakan secara horizontal. Susunan gabungan kerakal dan bata ini menunjukan suatu pola perkerasan yang khas. Pola halaman semacam ini dijumpai pula pada penggalian di Situs Trowulan lainnya. Luas halaman utara yang terungkap berukuran panjang 6 meter lebar 4 meter namun demikian halaman ini dapat lebih luas lagi karena halaman utara belum digali lebih luas. 

Perkerasan semacam ini menjadikan kenyamanan bagi penghuni rumah, karena halaman tidak becek dimusim hujan dan tidak berdebu pada musim kemarau. Untuk menghindar genangan air, halaman sisi utara dilengkapi dua jalur selokan terbuka yang mengarah ke timur barat dan selatan utara. Keduanya berpotongan dengan selokan yang mengelilingi bangunan. Lebar selokan 16 cm dan dalamnya 8 cm, dinding dan bagian dasarnya dibatasi oleh bata. Berdasarkan data arkeologis tersebut diatas, maka dapat direkonstruksikan bentuk bangunan hunian yang ada disitus ini. Dalam proses rekonstruksi arkeologis dipertimbangkan pula data-data temuan lepas yang ditemukan disitus-situs ekskavasi lainnya di Trowulan serta diperkuat analogi data entografis

Source: Papan Informasi Pusat Informasi Majapahit
Setelah selesai berkeliling saya melanjutkan menuju Kolam Segaran yang tak jauh dari Pusat Informasi Majapahit

No comments:

Post a Comment