Friday 2 February 2018

Ereveld Leuwigajah

Jauh dari keramaian pusat Kota Cimahi tersembunyi dibelakang pemakaman umum Kristen (Kerkhof) Leuwigajah, terdapat Makam Kehormatan Belanda yang hanya bisa di akses melalui pemakaman umum tersebut. Pintu Gerbangnya terdapat tulisan "EREVELD LEUWIGAJAH" yang dicat dengan warna emas, sangat elegan. Sebuah pemakaman yang jauh dari kesan angker dan menyeramkan.
Dahulu pada masa pendudukan Jepang merupakan tanah kosong yang sudah digunakan untuk mengubur orang yang meninggal dipengasingan yang berada di sekitar kompleks tangsi Batalyon IX dan X Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL). Makam-makam inilah yang kemudian tumbuh menjadi makam sekarang ini.

Peresmian makam ini diadakan pada tanggal 20 Desember 1949 selain korban pengasingan, disini juga dimakamkan militer Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) dan Angkatan Darat Kerajaan Belanda yang meninggal dunia dimasa setelah kapitulasi Jepang.

Masuk Gerbang Ereveld Leuwigajah saya melihat dikedua sisi terdapat dua pendopo kecil dimana para pengunjung bisa mengisi register tamu dan melihat informasi dari setiap Ereveld yang ada di Indonesia.




Kemudian pengunjung akan melihat sebuah tombe yang terletak searah dengan gerbang utama yang berada ditengah lapangan. Disisi samping tombe ini terdapat tulisan yang dicat dengan warna emas "Hun geest heefr Overwonnen" (Jiwa mereka telah menang) yang merupakan moto dari dinas pemakaman tentara.


Kemudian disisi lainnya terlulis "Opdat zij met eere mogen rusten" yang artinya (Semoga mereka beristirahat dengan tenang) yang merupakan moto dari Yayasan Makam Kehormatan Belanda (Oorlogsgravenstichting).


Dibagian atas tombe dibagian yang miring terdapat teks "Ter eerbiedige nagedachtenis aan de vele ongenoemden die hun leven offerden en niet rusten op de erevelden" yang artinya (Untuk mengenang dengan hormat mereka yang tak disebut tetqpi telah mengorbankan dirinya dan tidak beristirahat ditaman-taman kehormatan".


Teks yang sama dalam bahasa Indonesia juga diletakan dipinggir lapangan.


Di akhir jalan setapak tengah ini ada sebuah bundaran yang ditengahnya terdapat tiang bendera dan dikibarkan bendera Oorlogsgravenstichting.

Sepanjang mata memandang sebanyak 5000 makam lebih di areal seluas 3 ha menjadikan Ereveld Leuwigajah menjadi yang terbanyak dari sisi jumlah Tanda Makam/Nisan dibandingkan Ereveld lainnya yang dikelola oleh Yayasan Makam Kehormatan Belanda (Oorlogsgravenstichting). Suasana pemandangan dipemakaman sangat tenang rumput yang terawat, bersih dan asri jauh dari kesan angker dengan barisan nisan yang berwarna putih bersih tertata dengan rapi.



Nampak jika dilihat dari berbagai sudut nisan-nisan tersebut berjajar membentuk garis lurus yang simetris. Nisan-nisan dibuat dari beton dan berbentuk simbol-simbol agama sesuai dengan keyakinan jenazah yang dikubur. Jika simbol Salib untuk orang yang beragama Kristen, Simbol Bintang bagi orang Jews atau Yahudi kemudian nisan tegak lurus dengan ornamen diatasnya untuk Islam. Selain dari simbol-simbol keagamaan, identitas jenazah pun bisa dikenali dengan nama-namanya ada pula ada jenazah yang bertuliskan "Onbeken" yang artinya "Tidak dikenali". Jika ada nisan yang berbentuk Salib bisa menandakan jenazah tersebut Pria namun jika nisan salib yang ujung nya terdapat ornamen bulat menandakan jenazah tersebut wanita.


Dahulu para korban ini dimakamkan di 22 Makam Kehormatan Belanda yang tersebar diseluruh Indonesia yang dibangun antara tahun 1946 dan 1950 oleh dinas Pemakaman Tentara milik Tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Atas permohonan Pemerintah Indonesia, setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1960-an ke-22 Makam Kehormatan Belanda ini dikumpulkan di Pulau Jawa. Ada 7 buah Ereveld yang tersebar di Pulau Jawa diantaranya Ereveld Menteng Pulo dan Ereveld Ancol di Jakarta, Ereveld Pandu di Bandung, Ereveld Leuwigajah di Cimahi, Ereveld Kalibanteng dan Candi di Semarang, Ereveld Kembang Kuning di Surabaya.
Dengan proses pendataan yang akurat, Yayasan Oorlogsgravenstichting mencatat semua identitas jenazah yang terdaftar. Ada sekitar 25.000 jenazah yang tersebar di 22 Ereveld di seluruh Indonesia. Pada tahun 1960 dilaksanakan pemaan kembali dari sisa-sia jenazah para korban yang berasal dari Muntok (1960), Padang (1962), Tarakan (1964), Medan (1966), Palembang (1967) dan Balikpapan (1967).

Ditemani oleh pengelola Ereveld Leuwigajah yaitu Bapak Franky Tuhumury dengan ramah menyambut saya, kita berjalan mengintari areal pemakaman disertai oleh obrolan yang asik. Berjalan lebih ke Selatan tepatnya setelah Tiang Bendera ada sebuh taman kecil dan kita bisa melihat Prasasti Peringatan Yunyo Maru yang terletak dibawah rindangnya Pohon Cemara. Lempengan Batu peringatan ini merupakan pemberian dari Yayasan Peringatan Junyo Maru

Batu peringatan ini diresmikan pada tanggal 21 September 1984 sementara tiga hari sebelumnya di Belanda dilaksanakan upacara untuk memperingati bahwa tanggal 18 September 1944 Kapal Laut Jepang Junyo Maru ditorpedo di wilayah perairan Bengkulu di Pantai Barat Sumatera. Kapal ini mengangkut 2.300 tahanan dan 4.000 tenaga paksa pribumi (Romusha) yang bekerja untuk pembangunan jalur kereta api di Birma (Myanmar). Jumlah meninggal diperkirakan sekitar 5.000 orang.
Makam yang cukup menarik perhatian saya adalah seorang Ir. H. Karsten dia adalah seorang arsitek


Sebagai Informasi umum untuk bekunjung. Bahwa Yayasan Oorlogsgravenstiching mempunyai kantor di Jakarta yang khusus bertugas mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan di seluruh Ereveld yang ada di Indonesia. Sebelum saya berkunjung ke Ereveld Lewigajah, saya mengirim email terlebih dahulu ke perwakilan Oorlogsgravenstichting Indonesia yang ada di Jl. Panglima Polim Raya 23 Kebayoran Baru Jakarta 12160 Telp +6221 7207983, Fax +6221 7252986 atau di email ogs@cbn.or.id
Meminta izin untuk berkunjung.

Peraturan yang harus kita ketahui jika akan berkunjung ke Ereveld Leuwigajah demi terciptanya suasana nyaman dan kondusif dikarenakan ini adalah Taman Pemakaman Kehormatan Belanda sepatutnya kita pun harus menghormatinya.

Untuk menghormati korban privasi orang yang mereka cintai, mematuhi kondisi umum berikut ini.

1. Harap bahwa jam buka di Ereveld Leuwigajah mulai pukul 07.30. sampai jam 17.30

2. Jangan mengambil foto close-up / video close-up kuburan

3. Jangan mengambil gambar / video dengan model atau gambar selfie

4. Mohon mempertahankan suasana damai dan ketenangan di pemakaman

5. Jaga kebersihan area dan jangan merusak disekitar area.

6. Setiap gambar / video dapat digunakan untuk dokumenter pribadi dan bukan untuk penggunaan komersial

7. Perhatikan bahwa izin diperlukan dari Oorlogsgravenstichting untuk menggunakan gambar / video untuk pihak ketiga

8. Jangan mewawancarai para pekerja atau pengunjung lainnya.

9. Silakan mengisi buku tamu pada saat kedatangan atau sebelum Anda meninggalkan Ereveld.

Ucapan Terima Kasih kepada
Bapak Franky Tumuhury selaku Pengelola Ereveld Leuwigajah
Ibu Ita selaku Sekretaris Oologsgravenstichting Indonesia di Jakarta.

No comments:

Post a Comment