Thursday 15 February 2018

Tragedi DT-947 di Padalarang



Monumen Padalarang ini dibangun untuk mengenang tragedi jatuhnya pesawat KLM DC-3 bernomor penerbangan DT-947 di dekat Padalarang pada 10 Februari 1948. Monumen berada di Taman Makam Kehormatan Belanda, Ereveld Pandu.
Pesawat berpropeler Dakota DC-3 dengan kode registrasi PK-REA lepas landas di Pangkalan Udara Andir (Sekarang Bandara Husein Sastranegara) Bandung. Penerbangan pesawat milik Koninklijke Luchtvaart Maatschappij dengan tujuan Lapangan Udara Kemayoran (Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma), Batavia tanggal 10 Februari 1948.
Pesawat Dakota DT-947 yang mengangkut 4 awak dan 15 penumpang dan 5 Nama yang diabadikan di Monumen Padalarang adalah:
Leendert Paaij
Lahir pada tanggal 7 April 1903 di Rotterdam Meninggal pada tanggal 10 Februari 1948 (44 tahun) di Padalarang. Profesi Tentara KNIL
Elisabeth Everts
Lahir pada tanggal 30 Agustus 1920 di Den Haag Meninggal pada tanggal 10 Februari 1948 (27 tahun) di Padalarang ia seorang Pianis
Johann Leonardus Gütlich
Lahir pada tanggal 3 Agustus 1912 di Rotterdam Meninggal pada tanggal 10 Februari 1948 (35 tahun) di Padalarang Profesi Musikus
Francien Geertruida Maria Gerrese
Lahir pada tanggal 19 Januari 1902 di Vlissingen Meninggal pada tanggal 10 Februari 1948 (46 tahun) di Padalarang Profesi Declamatrice
Rudolf Broer van Dijk
Lahir pada tanggal 22 Mei 1926 di Den Haag Meninggal pada tanggal 10 Februari 1948 (21 tahun) di Padalarang Profesi pemain biola
15 tentara dan 4 anggota ansambel musik Niwin Johan Gütlich tewas: pengamat Pilot Letnan Pertama Arnold Van der Veen (kapten dan pilot pertama), Pilot Sersan mil T.H.M. (Theo) Duffels (co-pilot), Sersan Utama P.F. (Paul) Breedveldt (operator radio telegraf), Sersan Mayor B.H. (Bernard) Gerdes (mekanik pesawat terbang) dan penumpang: Letnan Kolonel pilot Observer Cees Terluin (komandan Komando Penerbangan Regional Jawa), Mayor Jan Pieter Alberding (Kepala Military Aviation Military KNIL) dan petugas kesehatan kelas 2 Pieter van Deursen (skuadron LSK 322 Spitfire), cadangan Letnan Pertama B.J.M. (Bernard) van Baaren (17 Comp. AAT KL), Pilih Letnan kedua Anton Frans Graas (17 AAT KL), Sersan Mayor Jan Hendrik Bunschoten (2 AAT KL), Sersan F. (Prancis) van Vroenhoven (1-11 R.I. KL), Kopral A.J. (Arie) Kraan (5-5 R.I. KL), tentara G. (Gerrit) Oostenveld (tentara 1 9.R.I), tentara kelas 1 H.G. (Hans) Nieuwhof (sdt 1 Staf Brigade KNIL)
Tiga penumpang dari mereka merupakan Pemusik Classic asal Belanda yang usai berpentas di Bandung. Para pemusik itu berada di Indonesia selama empat bulan, sejak Oktober 1947, dalam misi pentas untuk menghibur para serdadu KNIL. Sebuah organisasi di Belanda yang berkomitmen memberikan kesejahteraan kepada serdadu—NIWIN (Nationale Inspanning Welzijnsverzorging Indië)—telah memberi dukungan kepada para pemusik itu untuk berpentas di Bandung.
Pada hari Selasa siang, 10 Februari 1948, sekitar pukul 4 sore, Dakota DT-947 naik dari Lapangan Udara Andir, Bandung ke Lapangan Udara Kemayoran. Akibat kondisi cuaca buruk, pesawat tersebut jatuh pada 16:05 jam di perbukitan dekat Padalarang, semua awak dan penumpangnya tewas.
Saat itu cuaca dilaporkan hujan. Hemli, seorang warga setempat yang bertugas sebagai pengatur sinyal jalur kereta api Bandung-Batavia mengatakan bahwa dia melihat pesawat terbang rendah. Bagian kokpitnya terbakar dan jatuh.
Rencananya dua hari kemudian rombongan pemusik itu berangkat terbang untuk pulang ke kampung halamannya dari Lapangan Udara Kemayoran ke Schiphol, Amsterdam. Namun, namun naas dua hari kemudian mereka dimakamkan di Parkweg, Bandung, 12 Februari 1948. Baru setelah dua tahun kemudian, 21 Maret 1950, jasad mereka dimakamkan kembali di Ereveld Pandu, Bandung. Permakaman tersebut diresmikan pada Maret 1948 sebagai taman makam kehormatan Belanda, yang hingga hari ini dikelola oleh Yayasan Oorlogsgravenstichting yang berkedudukan di Den Haag, Belanda.
Di Ereveld Pandu pula nama ketiga pemusik itu diabadikan dalam Monumen Padalarang, bersama dua penumpang lainnya Francien Geertruida Maria Gerrese dan seorang sersan KNIL Leendert Paaij. Nama dan tempat tanggal lahir masing-masing tertera dalam lima pilar bulat yang berjajar menopang seruas palang mendatar.
Di depan monumen pilar itu terdapat sebuah monumen berbentuk buku yang menerakan kalimat ”Ter nagedachtenis aan de leden van een gezelschap die ter ontspanning van de troepen te velde voor – stellingen verzorgden. Zij kwamen op 10 februari 1948 te Padalarang met anderen bij een vliegongeval om het leven in een toestel van de Militaire Luchvaart van het KNIL.”
Kalimat ini artinya: "Untuk mengenang anggota perkumpulan yang menghibur pasukan—sebuah ungkapan kepedulian. Mereka tiba di Padalarang pada 10 Februari 1948 dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang bersama unit Angkatan Udara KNIL".
Hanya kelima nama tersebut yang dimakamkan di Bandung. Selebihnya dimakamkan di Ereveld Menteng Pulo, Jakarta.



Source: militaire luchtvaart nederland
Penyebab Jatuhnya pesawat Dakota DT-947
Ikhtisar lokasi kecelakaan Dakota DT-947 setelah itu 5 menit setelah take off di cuaca buruk mungkin setelah itu Kegagalan 1 mesin setelah belokan tajam jatuh di Padalarang, Dakota jatuh di daerah antara Tjilame dan Sasaksaat di sebelah utara jalur kereta api, dekat jembatan kereta api besar ketiga setelah Tjilame. Setelah tragedi dengan DT-947 terbentuk topik rumor yang terus-menerus dan berbagai teori konspirasi hingga dokumen kasus korupsi telah membelit tubuh militer Belanda. Tampaknya petugas penyelidik yang malang itu tengah menyingkap kasus korupsi beberapa opsir Belanda. Mereka menyelundupkan barang dan bekerja sama dengan mafia Tionghoa.

No comments:

Post a Comment