Sunday 4 February 2018

Makam Ibu Bangsa, Inggit Garnasih


Setelah berkunjung ke Ereveld Leuwigajah dan The Historich Cimahi, saya berkesempatan untuk mengunjungi Makam salah satu sosok vital dalam tonggak sejarah perlawanan Bangsa Indonesia yaitu Inggit Garnasih di Taman Pemakaman Umum Porib, Bandung. Inggit Garnasih adalah Istri ke 2 dari Ir. Soekarno saat dalam masa pengasingan. Jauh sebelum dipengasingan Inggit Ganarsih pula yang menjadi sosok di belakang layar saat menyelundupkan buku-buku sebagai kebutuhan informasi bagi Soekarno saat terkurung di Penjara Banceuy.

Baca link terkait:




Atas usahanya itu, Soekarno mampu menyelesaikan pledooi (pembelaan) yang berjudul 'Indonesia Menggugat' di Landraad Bandoeng. Pidato itu juga yang menjadikan Soekarno dijuluki 'Singa Podium'.

Ketika sedang sakit Inggit Garnasih beberapa kali dikunjungi oleh Ir. Soekarno. Sebaliknya, saat Ir. Soekarno wafat tanggal 21 Juni 1970, Inggit Garnasih segera berangkat ke Jakarta diantar anaknya Djuami. Padahal, kondisi tubuhnya saat itu sudah renta.

Dalam kurun tahun 1960-1970, beberapa istri Soekarno kerap mengunjungi Inggit Garnasih di Bandung. Begitu pula putra-putri Ir. Soekarno yang datang berkunjung baik saat sehat maupun sakit.

Dalam kondisi usia lanjut dan sakit-sakitan, Inggit menunjukkan jiwa besarnya dengan harapan dapat bertemu Fatmawati. Atas prakarsa Ali Sadikin, keinginan Inggit Garnasih bertemu Fatmawati terlaksana pada 7 Februari 1984.

Pertemuan itu berlangsung dalam suasana haru, saling berpelukan dan diwarnai tangisan. Fatmawati meminta maaf secara tulus. Tiga bulan setelah pertemuan yang mengharukan itu, pada 13 April 1984, Inggit Garnasih meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Ia dimakamkan di Permakaman Umum Porib, Jalan Makam Caringin, Kota Bandung.

Inilah Makam Inggit Garnasih seorang Ibu Bangsa yang telah berjuang mendorong suaminya Ir. Soekarno pergerakan sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia.


Jika dilihat dari papan informasi ada yang sedikit mengherankan jika Inggit Garnasih adalah istri Pertama dari Ir. Soekarno, menurut Juru Kunci yang saya tanya memang Ir. Soekarno sebelumnya pernah menikah dengan Siti Oetari Tjokroaminoto anak dari H.O.S Tjokroaminoto namun Oetari masih berumur 16 tahun ketika menikah dengan Ir. Soekarno. Namun bagi saya tidak perlu dipermasalahkan.

Disebelah makam Inggit Garnasih terdapat sebuah lemari yang berisi foto masa lalu Ir. Soekarno dengan Inggit Garnasih. Foto ini yang saya suka senyum Inggit Garnasih sangat menyejukan dengan ekspresi ketegasan dari Ir. Soekarno


Selain Inggit Garnasih agak diluar ada 3 makam lainnya yaitu Ratna Djuami adalah anak angkat dari Ir. Soekarno dan Inggit Garnasih kemudian Suami dari Ratna Djuami yaitu Asmara Hadi dan Anaknya



Sejenak berbincang dengan Juru Kunci atau penjaga makam Abah Oneng Rohimat mengenai Ir. Soekarno, Inggit Garnasih dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Banyak pelajaran yang saya petik ketika perbincangan saat itu, banyak sekali orang yang mengagumi kedua tokoh ini Ir. Soekarno dan Inggit Garnasih jangan sampai hanya mengagumi sebatas seremonial saja namun pelajari ambil inti sari dari perjuangan Ir. Soekarno dalam pergerakan Kemerdekaan Republik Indonesia kedalam kehidupan kita sehari-hari. Saat ini negara sudah Merdeka tidak perlu kita memanggul senjata, tapi bagaimana kita bisa berbuat sekecil apapun untuk Indonesia membangun Indonesia. Sulit rasanya mencari sosok loyalis tanpa batas seperti Ir. Soekarno.


Berfoto dengan Abah Oneng Rohimat sehat terus jaga makam Inggit Garnasih.


Sebelum meninggalkan makam Inggit Garnasih, semoga Alloh menerima amal ibadah Ibu Bangsa kami.

Amiiin!!!

No comments:

Post a Comment